Prospek Pariwisata 2019: Persaingan Makin Keras Jadi Tantangan
Prof. I Gde Pitana memprediksikan, prospek pariwisata Indonesia 2019 sangat cerah. Karena travel propensity di negara-negara sumber wisman tumbuh positif.
Sebagai angka proyeksi pertumbuhan wisatawan dunia menurut UNWTO tumbuh positif. Namun perilaku negara pesaing akan menciptakan persaingan yang semakin keras dalam merebut pasar pariwisata. Inilah tantangan terbesar bagi Indonesia.
“Saya sangat yakin dengan angka proyeksi UNWTO yang memprediksikan pertumbuhan pariwisata dunia pada 2010-2030 berkisar 3,3% setiap tahun, namun kenyataannya belakangan ini tumbuh di atas 6% atau double digit. Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mendapatkan sebagian besar kunjungan wisman dunia,” kata Prof. I Gde Pitana, keynote speaker dalam seminar Road to ITO (Indonesia Tourism Outlook) 2019.
Tema dalam Road to ITO itu adalah diregulasi di Era Cyber Tourism’. Agenda berlangsung di Mandalawangi Hall, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Rabu 10 Oktober.
I Gde Pitana mengatakan, prospek cerah pariwisata 2019 yang diperlihatkan dengan travel propensity di masing-masing negara sumber pasar utama pariwisata Indonesia itu karena dipengaruhi oleh situasi makro dan mikro. Situai itu terkait pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara serta intermediary di antaranya terkait dengan harga.
Sebagai contoh pasar India. Dengan jumlah penduduk 1,3 miliar, memiliki outbound (orang yang berwisata ke luar negeri) sebanyak 13,2 juta. Sedangkan China dengan total penduduk 1,5 miliar angka outbound-nya sebesar 117 juta. Kedua negara ini masing-masing mempunyai pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 6,8% dan 6,7%.
“Negara anggota ASEAN yang diapit oleh India dan China sebagai dua negara pasar pariwisata terbesar ini diperebutkan oleh negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Ini menjadi tantangan terbesar bagaimana memperebutkan pasar tersebut,” kata I Gde Pitana. (*)
Advertisement