Urgen! Proliferasi Ajaran Aswaja di Pemerintahan, Ini Usulan ISNU
M. Mas'ud Said, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, mengusulkan kepada PBNU untuk memperkuat ajaran Ahulusunnah di ranah publik termasuk di wilayah lembaga kenegaraan dan pemerintahan pusat maupun daerah termasuk di instansi instansi strategis lainnya.
Hal ini disampaikannya dalam forum rapat Komisi Program Kerja Munas dan Kombes Nahdlatul Ulama di Jakarta yang dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Sabtu, 25 November 2021.
Perhelatan diikuti oleh Pengurus Besar, Pengurus Wilayah NU, pimpinan Banom dan lembaga underbow NU serta alim ulama dan cendikiawan kampus termasuk Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama.
Tokoh yang juga telah menyumbangkan pemikiran Peta Jalan NU Menuju Abad Kedua itu lantas mengingatkan agar proliferasi atau pengembangan ideologi yang dianggap sebagai salah satu penangkal radikelisma dan pemahaman Islam yang lebih damai dan sejuk itu ditopang dengan kodifikasi ajaran melalui penulisan buku Aswaja yang dapat dipelajari di kalangan umum dan sebagai bahan pendidikan keagamaan di masyarakat umum.
Memasuki Abad Kedua NU
"Jadi pada saat NU sdh memasuki abad kedua usianya, Aswaja yang mengajarkan Islam Wasathiyah dan akhlak keberagamaan yang pas dalam konteks bernegara dan berpemerintahan sudah harus bisa menjadi bagian kurikulum pendidikan kenegaraan dan keagamaan dengan memodernisasi lembaga lembaga pendidikannya", katanya, dalam forum yang juga dihadiri beberapa peserta dari Sulawesi Selatan, Kaltara dan pengurus Wilayah luar Jawa.
M. Mas'ud Said, cendikiawan profesional yang hadir sebagai Dewan Pakar PP ISNU ini juga menekankan pentingnya aplikasi mindset atau cara berfikir Aswaja dan akhlak atau cara bertindak Aswaja bagi pengurus dan dan aktifis NU di jajaran publikzl pemerintahan, wagra NU di kalangan bisnis - korporasi, kader NU di jajaran pimpinan perdagangan dan industri serta cendikiawan di kampus kampus harus berperilaku sesuai dengan kaidah sebagaimana diajarkan ulama.
" Ke depan PB NU bersama ulama dan cendikiawannya seharusnya bisa memimpin dan menguasai mainstream ideologi kenegaraan dan cara keberagamaan yang wasthiyah, membawa keramahan hubungan antar pemeluk agama yg kuat di kancah internasional, terutama pada saat dunia sudah hampir kehilangan keadilan karena ideologi hubungan antar negaranya dan corak keagamaannya cenderung menimbulkan peperangan antarpemeluk agama", pungkasnya.
Munas Alim Ulama dan Kombes berlangsung dua hari di Jakarta berlangsung khidmad, diikuti seluruh komponen strategis PBNU, jakaran pimpinan Syuriah, Ketua PBNU dan pimoinan Banom dan Lembaga NU yang memutuskan rekomendasi penting untuk perjalanan organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini 5 tajun ke depan yang juga mempersiapkan Muktamarnya yang ke-34 pada bulan Desember 2021 dengan beberapa syarat protokol kesehatan yang ketat dan kerjasama Satgas Covid-19 Pusat dan Daerah.
Advertisement