Program Vaksin Covid-19 Booster Dimulai Hari Ini
Indonesia akan mulai menyuntikkan booster atau vaksin Covid-19 ketiga, pada hari ini, Rabu 12 Januari 2022. Presiden Jokowi memastikan vaksinasi booster atau dosis ketiga untuk masyarakat Indonesia diberikan gratis alias tanpa pungutan biaya.
"Saya telah memutuskan pemberian vaksin ketiga gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia. karena sekali lagi keselamatan rakyat yang utama," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara seperti dikutip dari akun Youtube Setkab.
Terkait pelaksanaan dosis pada esok, pemerintah memberikan prioritas lansia dan kelompok rentan. Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengkaji manfaat vaksin Covid-19 booster yang akan diberikan kepada masyarakat.
"Penggunaan vaksin booster juga sudah terjadi di 120 negara. Seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir lagi," papar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo.
Pemerintah telah menyiapkan lebih dari 350 juta dosis vaksin Covid-19 untuk program booster selama enam bulan ke depan. Mulai bulan Januari hingga Juni 2022.
"Vaksinasi booster akan dimulai secara bertahap. Untuk stok vaksin Januari 21 juta, Februari 35 juta, Maret 48 juta, April 66 juta, Mei 83 juta, dan Juni 99 juta," paparnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengeluarkan izin penggunaan darurat alias EUA (emergency use authorization) untuk lima jenis Vaksin Covid-19. Antara lain CoronaVac (Sinovac), AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Zifivak.
Nantinya, vaksinasi booster akan diberikan kepada kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya telah memenuhi kriteria 70 persen dosis pertama dan 60 persen dosis kedua. "Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut," tutur Abraham.
Sebelumnya, BPOM telah mengumumkan lima jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan sebagai booster di Indonesia. Efek samping vaksin Covid-19 tersebut umumnya bersifat ringan dan sedang.
Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, efek samping CoronaVac meliputi nyeri di tempat suntikan dan kemerahan dengan tingkat keparahan berada di grade 1-2. Kemudian untuk Pfizer, kejadian yang tidak diinginkan bersifat lokal, salah satunya adalah nyeri di tempat suntikan.
Efek samping Pfizer juga bisa meliputi sakit kepala dan demam, nyeri otot serta sendi. Grade keparahannya adalah 1-2.
Sedangkan untuk AstraZeneca, efek sampingnya dinilai bersifat ringan dan sedang. "Bersifat ringan dan sedang, ringan lebih besar 55 persen, sedang 37 persen," jelasnya.