Program Rutilahu Prioritaskan Rumah Bocor dan Berdinding Kayu
Rasa syukur dan bahagia diungkapkan Dayat Jatmiko, warga MBR Jalan Tandes Kidul 6/43, Surabaya yang rumahnya terpilih dalam program Dandan Omah atau Rutilahu. Ia pun mengaku senang, karena dikunjungi langsung oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
"Terima kasih nggih pak Walikota karena sudah memberikan bantuan, sekarang rumah kami sudah tidak bocor dan air hujan tidak akan masuk lagi ke dalam rumah,” kata Dayat.
Dalam kunjungannya pada hari Rabu, 10 Agustus 2022 kemarin. Eri Cahyadi mengatakan, tak hanya memperbaiki rumah, program tersebut juga beriringan dengan membaiknya pendapatan warga.
Sebab, warga yang dinilai belum bisa memperbaiki rumah karena pendapatannya tidak mencukupi.
“Berarti masuk MBR dan kita memberikan lapangan pekerjaan untuk berusaha, setelah itu dia ndandani (memperbaiki) sendiri," ungkap Eri.
Ia juga berencana menjadikan kampung di kawasan Jalan Tandes Kidul sebagai kampung percontohan. Yakni, menyusun langkah strategis untuk menuntaskan MBR di kampung tersebut, serta membuat prototipe untuk kampung lainnya.
Rencananya, program percontohan tersebut akan segera dilaksanakan hingga empat bulan ke depan. "Strateginya kita harus mengetahui dalam satu kampung ada berapa KK dan berapa yang kategori MBR. Setelah itu yang MBR kita berikan kegiatan usaha agar mendapatkan penghasilan lebih dari Rp 4 juta per bulan," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, Irvan Wahyudrajad menjelaskan, yang menjadi prioritas dalam program ini adalah rumah yang bocor dan berpotensi mengganggu kegiatan warga saat dalam rumah.
Kemudian, lantai rumah yang belum di keramik, rumah yang sering terendam genangan air hujan, hingga rumah yang tidak memiliki jamban/WC.
"Lalu dinding yang masih dari kayu atau triplek, itu akan kita prioritaskan. Mulai, atap, lantai, dan dinding, serta kondisi jamban. Contoh hari ini Pak Dayat (penerima manfaat) tidak memiliki jamban dan itu menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan program Dandan Omah,” jelas Irvan.
Menurutnya, saat ini program tersebut mencapai lima usulan. Tapi, pihaknya terus melakukan verifikasi berdasarkan prioritas rumah. Tambahnya, bagi warga yang tidak didukung oleh Alas Hak (hak atas tanah), maka pihaknya tidak hanya mengandalkan APBD saja, tetapi juga Baznas Surabaya dan seluruh stakeholder lainnya.
“Artinya, jika tidak punya Alas Hak, kita prioritaskan menggunakan dana CSR. Selain itu, pada program Dandan Omah tahun 2023, kami menyediakan kuota sebanyak 2.800 unit yang harus diselesaikan,” tandasnya.
Advertisement