Pemkot Surabaya Beber Upaya Penanganan Covid-19
Sejak pandemi Covid-19 mulai menyerbak di Kota Surabaya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyiapkan berbagai strategi menangani pandemi ini. Di antaranya melakukan tracing masif, menyiapkan Kampung Wani Jogo Suroboyo, serta menerapkan mini blocking bagi kampung yang ditemukan kasus Covid-19.
“Alhamdulillah waktu itu langsung didukung sumber daya dari BIN (Badan Intelejen Negara) dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Alhasil, mulai terlihat bagaimana pola-pola penanganan terhadap Covid-19 di Kota Surabaya,” kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara.
Febri menjelaskan, tracing masif yang dilakukan pemkot bertujuan untuk mencari tahu berapa banyak warga yang terkena Covid-19. Dengan begitu, dapat diketahui bagaimana pola untuk penanganan untuk tahap selanjutnya.
Sebab baginya, langkah setelah tracing ini sangat penting untuk menekan penyebaran penularan virus Covid-19.
Salah satu kebijakan itupun diterapkan kepada warga Surabaya yang terkategori OTG untuk selanjutnya menjalani isolasi dan perawatan di Asrama Haji Surabaya. Sedangkan pasien yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid, akan langsung dirawat di rumah sakit.
“Karena mata rantai ini harus diputus agar tidak menulari, maka diambil kebijakan untuk memakai Asrama Haji untuk isolasi," katanya.
Singkat cerita, kasus Covid-19 di Kota Surabaya semakin naik dan parah. Maka dari itu, Febri mengaku pemkot gerak cepat untuk menolong atau mendeteksi bagi warga-warga yang membutuhkan bantuan dan lebih rentan terkena virus Covid-19. Seperti ibu hamil serta guru di sekolah, mereka juga difasilitasi untuk swab gratis.
Upaya ini diiringi pula dengan menerapkan swab dadakan di lokasi-lokasi keramaian. Kini, swab dadakan berkembang menjadi Tim Swab Hunter yang dibentuk perkecamatan yang terus berkeliling mencari pusat keramaian.
Namun, upaya pemkot dalam memutus mata rantai pandemi tak berhenti sampai di situ saja. Di sisi lain pemkot juga membangun Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), yang menyediakan fasilitas pemeriksaan sampel swab terjangkau bagi warga Surabaya.
“Alhamdulilah pola-pola penanganan strategi yang dipikirkan oleh Ibu Walikota ini menunjukkan hasil yang baik. Terbukti, dengan self assessment sampai 4 Oktober 2020, Kota Surabaya dikategorikan risiko rendah,” pungkasnya.
Nah rek, meski Kota Surabaya tergolong daerah dengan risiko rendah, koen kabeh harus tetap mentaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Pemkot Surabaya dari awal sudah melakukan yang terbaik bagi warga Surabaya dan terus mengimbau warga Surabaya agar terus taat protokol kesehatan. Kalau tidak ingin terjangkit covid-19, ayo tetap #IngatPesanIbu untuk #JagaJarak dan menerapkan 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun
Advertisement