Program Keren, Banyuwangi Terapkan Jaminan Sampah Wisatawan
Bicara peningkatan Travel and Tourism Competitivenes Index (TTCI), Kabupaten Banyuwangi memang jagonya. Setelah menyabet penghargaan ASEAN Tourism Standard Award, di Thailand, kini Banyuwangi mencanangkan program jaminan sampah untuk wisatawan.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas memgatakan, program ini agar kebersihan dan kenyamanan wisata Banyuwangi tetap terjaga. Sekaligus memberikan edukasi kepada wisatawan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama.
"Kebersihan dan kenyamanan Banyuwangi sebagai tempat wisata, sudah mendapat penghargaan di tingkat ASEAN. Ini anugerah sekaligus tantangan bagi kami untuk terus menjaga tingkat kenyamanan dan kebersihan di destinasi-destinasi wisata," kata Bupati Anas.
Anas menjelaskan, menjaga kebersihan di tempat wisata merupakan tantangan tersendiri. Dibutuhkan pendekatan khusus baik penjual maupun wisatawan agar bisa menjaga kebersihan lingkungan.
"Sebenarnya, untuk bisa menjaga kebersihan tinggal kita gaji sepuluh orang untuk menjadi tenaga kebersihan. Setiap jam mereka akan memunguti sampah. Tapi, ini tidak mendidik. Perlu dibuat suatu sistem yang bisa menggerakkan wisatawan untuk turut berkontribusi menjaga kebersihan," jelas Bupati Anas.
Salah satu cara yang akan ditempuh adalah dengan membagikan kantong khusus sampah kepada wisatawan. Dimana nanti wisatawan akan diberikan tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan sendiri.
Teknisnya, nanti setiap wisatawan akan diberikan kantong sampah. Untuk setiap kantong sampahnya, wisatawan harus membayarkan uang jaminan sebesar Rp 25.000 sebagai uang jaminan.
"Nanti kalau pulang kantong sampah tersebut, harus terisi sampah masing-masing wisatawan. Lalu dikembalikan ke petugas dan uang jaminan tadi dikembalikan lagi," paparnya.
Program tersebut, lanjut Anas, akan diterapkan dalam satu bulan ke depan. Program ini sementara diberlakukan untuk satu destinasi wisata terlebih dahulu.
"Yang pertama akan kita ujicobakan di GWD (Grand Watu Dodol). Desain kantongnya sedang digarap dan bulan ini sudah bisa diterapkan," tambah Anas.
Dengan cara edukatif demikian, Anas mengharapkan, akan memberikan penyadaran kepada wisatawan maupun pengelola wisata di Banyuwangi untuk terlibat menjaga kebersihan.
"Jika semuanya turut menjaga kebersihan, maka akan nyaman. Jika berwisata sudah nyaman, maka tingkat kunjungan akan meningkat. Pendapatan pokdarwis dan para pedagang pun akan meningkat," pungkas Bupati Anas.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya selalu takjub dengan langkah Bupati Banyuwangi ini. Sebab itu dirinya makin pede menargetkan Banyuwangi, bisa menjadi tujuan wisata dunia. "Saya yakin wisata Banyuwangi akan mampu bersaing terus di kompetisi level internasional. Karena dari indikator yang ada, Banyuwangi sudah punya semua," kata Menpar Arief Yahya.
Modal lain yang dimiliki Banyuwangi adalah aksesibilitas. Saat ini telah ada penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi setiap hari. Bandara Blimbingsari juga sedang diupayakan menjadi bandara internasional.
“Tahun 2019 kami targetkan Bandara Blimbingsari menjadi international airport. Karena ini syarat menjadi wisata dunia, mau tidak mau Bandara Blimbingsari Banyuwangi harus menjadi international airport," kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menilai, Banyuwangi juga terus membenahi sisi amenitasnya. “Kalau sudah ada hotel bintang 4, ini akan menjadi turning point pariwisata Banyuwangi,” kata dia. (*)
Advertisement