Profil Muhammad Mardiono Plt Ketum PPP, Hartanya Rp 1,2 Triliun
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatannya. Kini, kursi kepemimpinan itu diduduki oleh pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono.
Suharso Monoarfa diberhentikan sebagai Ketum masa bakti 2020-2025 lewat rapat Mahkamah Partai yang digelar pada Jumat-Sabtu 2-3 September 2022. Keputusan pemberhentian Suharso Monoarfa merupakan usul dari tiga majelis PPP yakni Majelis Syariah DPP PPP Mustofa Aqil Siraj, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhamad Mardiono, serta Ketua Majelis Kehormatan DPP PPP Zarkasih.
Ketiga Pimpinan Majelis PPP mengeluarkan surat fatwa, pada 30 Agustus 2022 dengan kewenangannya yang meminta agar Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PPP. Ini buntut dari konflik internal, dipicu oleh pernyataan Suharso Monoarfa dalam Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada 15 Agustus 2022. Ia menyebut amplop untuk para kiai merupakan benih dari tindak korupsi.
Selanjutnya, digelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang berlangsung Minggu sampai Senin, 4-5 September 2022, memutuskan Muhammad Mardiono menjadi Plt ketua umum partai berlambang Kabah tersebut.
"Mukernas telah memutuskan. Saya menerima amanah yang diputuskan dalam rapat pengurus harian, yang mengamanatkan kepada saya untuk mengisi lowongan sebagai plt ketua umum," ujar Muhammad Mardiono yang juga merupakan anggota dewan pertimbangan presiden (Wantimpres).
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua DPW PPP Banten itu berjanji akan membesarkan partainya, agar bisa memenangkan kontestasi politik di 2024.
"Atas dukungan, doa, para kiai yang ada di majelis-majelis ini, maka saya akan bekerja keras untuk bagaimana partai PPP sebagai warisan para ulama ini, bisa bangkit di Pemilu 2024 untuk mengulang sejarah kejayaan," terangnya.
Profil Muhammad Mardiono
Muhammad Mardiono merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019-2024. Sebelumnya, pria kelahiran Yogyakarta, 11 Juli 1957 ini memiliki riwayat karier sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Banten Bidang Industri dan Perdagangan tahun 2002-2007. Lalu, Muhammad Mardiono menjadi Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Provinsi Banten periode 2007-2012 dan 2012-2017.
Sebagai seorang pengusaha, Muhammad Mardiono dikenal sebagai CEO dan owner dari beberapa perusahaan seperti PT Buana Centra Swakarsa (BCS), PT. Cipta Niaga Internasional, PT. Serang Asri Hotel, PT. Bahari Caraka Sarana, PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muámalah Cilegon, Serang dan Tangerang, PT. Albantani Cipta Niaga, dan PT. Walle Jasa Pratama.
Harta Muhammad Mardiono Rp 1,2 Triliun
Dikutip dari situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Muhammad Mardiono terakhir menyampaikan LHKPN pada 30 Maret 2022 sebagai laporan periodik 2021. Tercatat total hartanya adalah Rp 1.270.833.511.147.
Hartanya itu terdiri atas 179 bidang tanah dan bangunan yang totalnya Rp 676.591.790.000. Lalu ada 11 mobil dan 5 motor dengan nilai Rp 7.725.950.000.
Tercatat, mobil yang dimiliki ada Lexus hingga Range Rover Evoque. Sedangkan motornya terdapat beberapa motor antik seperti DKW Hummel 1962 dan Lambretta 1970.
Untuk harta lain terdapat harta bergerak lain Rp 1.125.000.000, lalu surat berharga Rp 704.548.601.138 lalu kas dan setara kas Rp 6.627.516.380, dan harta lainnya Rp 23.743.889.203. Selain itu, Muhammad Mardiono memiliki utang Rp 149.529.235.574.