Profil Menhub Budi Karya, Positif Terinfeksi Corona
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tengah sakit. Pria 63 tahun itu tengah menjalani perawatan infeksi corona di RSPAD Gatot Subroto. Budi Karya Sumadi merupakan menteri Kabinet Indonesia Maju pertama yang positif COVID-19.
Kabarnya, Budi Karya Sumadi mendadak ambruk karena sakit, tak lama seusai menyambut 69 WNI ABK Diamond Princess di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, pada 1 Maret 2020.
Para ABK Diamond Princess ini sempat terjebak karena terdapat penumpangnya yang terinfeksi corona. Sembilan di antara ABK pun sempat positif corona, namun kini telah dinyatakan sembuh.
Sejak itu, Budi Karya Sumadi absen dalam berbagai kegiatan Kementerian Perhubungan. Dia bahkan tak terlihat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau kesiapan Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) mengantisipasi sebaran virus corona. Jokowi malah didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan.
Budi Karya Sumadi lahir di Palembang, 18 Desember 1956. Dia menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Di usia 10 tahun, Budi Karya sempat membantu usaha orangtuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan selai pisang.
Ayah Budi Karya, seorang pejuang di Sumatera Selatan bernama Abdul Somad Sumadi saat itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel (1962), setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai guru dan utusan pemerintahan Soekarno.
Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel tahun 1956-1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan Redaksi Obor Rakyat yang terbit tahun 1962.
Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Lalu, melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I.
Setelah itu, dia kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah lulus kuliah, Budi Karya mengawali karir sebagai arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT. Pembangunan Jaya.
Dia sukses menyabet kursi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Selanjutnya, Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.
Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Budi Karya juga dipercaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Igniatus Jonan di Kabinet Kerja, Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
Di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Budi Karya kembali dipercaya menjabat Menhub di Kabinet Indonesia Maju.
Pendidikan
- SD Muhamadyah (1969)
- SMP Negeri I Talang Semut Lama (1972)
- SMA Xaverius I (1975)
- Universitas Gadjah Mada Jurusan Arsitektur (1981)
Karir
1. Asisten Perencana Design Center FT UGM (1979)
2. Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM (1979-1980)
3. Staf Dept. Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991)
4. Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991)
5. General Manager PT. Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992)
6. Wakil Direktur PT. Jaya Land (1992-1994)
7. Direktur Keuangan PT. Jaya Land (1994-2001)
8. Direktur Keuangan PT. Jaya Real Property Tbk. (1994-2001)
9. Direktur Pengembangan PT. Jaya Garden Polis (1994-2001)
10. Presiden Direktur PT. Wisma Jaya Artek (1996-2001)
11. Direktur Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2001-2004)
12. Direktur Keuangan PT. TIJA (2001-2004)
13. Komisaris PT. Philindo (2001-2013)
14. Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2004-2013)
15. Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (2004-2013)
16. Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016)
17. Menteri Perhubungan Indonesia (2016-Sekarang)
Advertisement