Profil Guru Besar FPBS Unesa Budi Darma Meninggal Usia 84 Tahun
Kabar duka dari dunia pendidikan dan sastra Tanah Air. Pengarang sekaligus Guru Besar Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Budi Darma meninggal dunia, hari ini, Sabtu 21 Agustus 2021 pukul 06.00 WIB. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 84 tahun dalam perawatan medis di RS Islam A. Yani Surabaya.
Sebelumnya, Ngopibareng.id melaporkan Prof Budi Darma terpapar Covid-19. Ia terkonfirmasi positif bersama istri dan putranya bernama Hanantodan serta asisten rumah tangganya.
Menurut Kepala Humas Unesa, Vinda Maya kala itu, Prof Budi Darma sekeluarga diketahui terpapar Covid-19 pada Rabu, 28 Juli 2021. Mereka pun dibawa ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan perawatan medis.
Tanggal 16 Agustus beredar informasi di grup WhatsApp keluarga besar Unesa kalau Budi Darma dalam kondisi tidak sadar di rumah sakit. Tetapi keesokan harinya berdar lagi informasi kalau kesadaran Budi Darma mulai pulih dan membaik. Kondisi kesehatannya selalu menjadi perhatian keluarga besar serta para alumni Unesa.
Profil Prof Budi Darma
Dikutip dari Wikipedia, Budi Darma lahir di Rembang, 25 April 1937. Pria 84 tahun ini adalah guru besar di FPBS Universitas Negeri Surabaya (dulu IKIP Surabaya). Dia merupakan putra keempat dari enam bersaudara yang semuanya laki-laki. Ayahnya merupakan pegawai kantor pos yang karena penugasan, tempat tugas sang ayah selalu berpindah-pindah dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Dengan demikian, seluruh keluarga turut berpindah.
Budi Darma menyelesaikan pendidikan di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra UGM (1963) dan saat itu pula menerima Bintang Bakti Wisuda, pernah mendalami pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, AS (1970-1971), kemudian meraih MA dari Universitas Indiana, Bloomington, AS (1976), dan meraih Ph.D. dari universitas yang sama (1980).
Jabatan Visiting Research Associate pernah diembannya di Universitas Indiana. Nama Budi Darma sempat pula diabadikan dalam Who's Who in The World, dan Ensiklopedi Pengarang Indonesia.
Karya Sastra Prof Budi Darma
Budi Darma mulai menulis sejak tahun 1968. Tulisan-tulisannya berupa cerpen, novel, esai, atau makalah-makalah untuk berbagai pertemuan. Selain antologi cerpen Kritikus Adinan, hingga kini sedikitnya delapan bukunya telah terbit, yakni meliputi tiga buah novel; Olenka (1983),Raflus (1998),dan Ny. Talis (1996); satu kumpulan cerpen, Orang-Orang Bloomington (1981); tiga kumpulan esai: Solilokui (1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), dan Harmonuium (1995); Laki-laki lain dalam Secarik Kertas (Kumpulan Cerpen), serta satu karya terjemahan.
Novel Budi Darma yang pertama adalah Olenka, novel yang telah banyak mendapat perhatian dan telah mengantarkannya ke berbagai upacara pemberian hadiah. Rafilus adalah novel keduanya. Novel ini mulai ditulisnya ketika dia mendapat undangan untuk mengunjungi Inggris pada tahun 1985. Meskipun peristiwa-peristiwa dalam Rafilus terjadi di Surabaya, dia berhasil mengungkapkan segi-segi gelap kehidupan manusia pada umumnya. Dia lebih banyak mengamati masalah manusia sebagai gejala umum, bukan semata sebagai produk gejala sosial.
Kumpulan cerita Orang-Orang Bloomington ditulis pada saat dia berada di Bloomingtoon, Amerika Serikat. Dalam bukunya, Modern Indonesian Literature jilid ke-2, Prof. Dr. A. Teeuw mengupas karya-karya Budi Darma dalam bab tersendiri. Sebuah cerpen Budi Darma yang dimuat dalam majalah Horison,Sang Anak oleh Satyagaraha Hoerip dimasukkan ke dalam antologi Cerita Pendek Indonesia jilid ke-3, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. (1980).
Tulisannya pernah diterbitkan di beberapa majalah. Antara lain, Horison (Jakarta), Basis (Yogyakarta), Gema (Yogyakarta), Indonesia (Jakarta), Roman (Jakarta), Gelora (Surabaya). Selain itu, Pernah mengisi siaran sastra dan budaya di RRI (Semarang, Yogyakarta, Surabaya) dan TVRI (Surabaya).
Penghargaan di Bidang Sastra
Budi Darma dinyatakan sebagai warga Surabaya berprestasi dibidang kesastraan selama dua kali berturut-turut pada tahun 1987 dan 1988 oleh Walikotamadya Surabaya saat itu, dr. H. Purnomo Kasidi. Tahun 2004, dia mendapatkan penghargaan warga berprestasi seni oleh gubernur Jawa Timur.
Novelnya, Olenka (1983), mendapat Hadiah Pertama Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983. Tahun 1984 dia menerima Hadiah Sastra ASEAN.
Selain itu, penghargaan yang pernah diterimanya, antara lain Penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta, SEA Write Award, dan Anugerah Seni Pemerintah RI. Sebagai akademisi, ia kerap diundang untuk berceramah, mengajar, menguji calon sarjana atau doktor sastra, baik dalam negeri ataupun luar negeri. Ia juga sering diundang untuk melakukan penelitian, khususnya mengenai sastra Inggris atau Amerika.
Di samping itu, ia tercatat sebagai Chief Editor Modern Literature of ASEAN terbitan COCI (Committee on Cultural Information) ASEAN, 2000. Buku ini membahas tentang sastra di tujuh negara ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Advertisement