Profil 8 Stafsus Wapres Ma'ruf Amin (1)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk delapan nama staf khusus, Senin 25 November 2019. Penunjukan tersebut merupakan prerogratif Ma'ruf Amin yang mempertimbangkan kenyamanan dan profesionalisme.
Tidak ada intervensi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Ma'ruf Amin mempunyai hak untuk memilih staf khusus.
Ada delapan staf khusus yang berasal dari berbagai macam latar belakang, dari mantan Menristek Dikti hingga Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU.
Rata-rata para staf khusus yang dipilih punya latar belakang NU. Namun, ada pula stafsus yang punya latarbelakang sebagai akademisi.
Berikut ini 8 profil staf khusus Ma'ruf Amin:
1. Masduki Baidlowi-Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi
Masduki Baidlowi lahir pada 20 Juli 1958 di Bangkalan, Madura. Masduki mengenyam pendidikan pesantren, yakni saat bersekolah di MTS PP Sidogiri dan MA PP Salafiyah. Dia lantas melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya (kini, UINSA) dan S2 di Universitas Taruna.
Selama masa mudanya, Masduki aktif mengikuti berbagai macam kegiatan beberapa organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Lantas, usai lulus kuliah Masduki mengawali karirnya menjadi wartawan di Majalah Tempo pada tahun 1985. Lantas pada tahun 2000, Masduki menjadi Pimpinan Umum NU Online. Dia juga sempat menjadi Wakil Sekjen PBNU periode 1999-2004.
Dia juga pernah tercatat sebagai anggota DPR-RI pada kabinet Indonesia Bersatu tahun 2004-2009. Kemudian, pada tahun 2015 Masduki menjadi Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kini, Masduki telah ditunjuk menjadi Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi.
2. Muhammad Imam Aziz-Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah
Imam Aziz adalah Ketua PBNU. Dikutip dari laman NU Online, pria ini lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 1962. Imam diketahui menempuh pendidikan pesantren sejak kecil.
Dia lantas melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Semasa kuliah inilah Imam Aziz aktif di organisasi PMII.
Setelah lulus kuliah, dia dikenal sebagai aktivis toleransi. Dia merupakan pendiri Lembaga Kajian Islam (LKiS) di Jogjakarta.
Karena konsistensinya dalam menggiatkan wacana Islam toleran, Imam Aziz lantas dinobatkan sebagai tokoh multikultural oleh organiasi bernama Islamic Fair of Indonesia (IFI), pada tahun 2011. Hingga kemudian pada tahun 2012, Imam Aziz menjadi Ketua PBNU. Kini, Imam Aziz telah ditunjuk sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah.
3. Satya Arinanto-Staf Khusus Wapres Bidang Hukum
Satya Arinanto dikenal sebagai pakar hukum tata negara. Dikutip dari laman Universitas Indonesia, dia lahir di Surabaya pada 16 November 1965.
Dia kemudian menempuh sekolah dasar dan menengahnya di Surabaya, dan kemudian menamatkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1984.
Setelah itu sempat melanjutkan studinya di Pendidikan Ahli Teknik Jurusan Penggunaan Komputer (PAT JPK) di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1984 sampai 1985, yang kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Program Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) di Jakarta pada tahun 1985 sampai 1990.
Dia sempat mengikuti beberapa pendidikan lanjutan yang bersifat non-gelar seperti Pendidikan Lanjutan Bidang Peradilan Tata Usaha Negara di Fakultas Hukum UI pada tahun 1991 sampai dengan 1992.
Kemudian pada tahun 1992-1993 Dia mengikuti Pendidikan Lanjutan Bidang Hak Asasi Manusia Internasional (International Human Rights Law) di University of Notre Dame, Indiana, United States of America (USA) atas beasiswa dari The Ford Foundation.
Pada tahun 1994 sampai dengan 1997 dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan Program Magister Ilmu Hukum Bidang Hukum dan Kehidupan Kenegaraan dan Doktor Ilmu Hukum Bidang Hak Asasi Manusia pada tahun 1997 sampai dengan 2003 di Universitas Indonesia.
Di samping di UI, pada saat ini dia juga mengajar di Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana di berbagai Fakultas Hukum negeri dan swasta di Indonesia. Di Fakultas Hukum UI, dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pembantu Dekan II (1990-1992); Sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara (1993-1999); Sekretaris Pembantu Dekan Bidang Akademik (1994-1996); Staf Pembantu Dekan V Bidang Kerjasama (1997-1999); dan kemudian Pembantu Dekan V Bidang Pendayagunaan Sistem Informasi Hukum (1999-2004).
Pada tahun 2005, dia diangkat menjadi Guru Besar yang termuda di Fakultas Hukum UI. Sejak Oktober 2009 yang lalu Satya diangkat menjadi Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Hukum tahun 2011. Dia juga sempat merangkap Anggota Komisi Kejaksaan RI. Kini, Satya telah ditunjuk Staf Khusus Wapres Bidang Hukum.
4. Sukriansyah S Latief-Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi
Sukriansyah S Latief atau akrab disapa UQ Sukriansyah lahir di Ujung pandang, tanggal 30 Agustus 1969. Dikutip dari situs pribadinya, Sukriansyah gelar sarjana Hukum dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada tahun 1998. Meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Indonesia dan gelar Doktor bidang Hukum dari Universitas Hasannuddin, Makassar.
Sebelum mengemban amanah sebagai Staf Khusus Menteri Pertanian RI Bidang Kebijakan pada Kabinet Kerja Jokowi-JK serta Komisaris Pupuk Indonesia Holding, UQ Sukriansyah merupakan jurnalis senior koran Harian Fajar hingga karirnya mencapai puncak sebagai Pemimpin Redaksi (Pimpred) di Koran terbesar di Indonesia Timur tersebut.
Di samping itu, UQ juga pernah menjadi wartawan Majalah Tempo yang kala itu dipimpin Goenawan Mohamad serta Kepala Biro Majalah Forum Keadilan yang dikomandani Karni Ilyas.
Kiprahnya di dunia jurnalis membentang jauh hingga menjabat Direktur Produksi dan SDM koran Fajar, Direktur Umum Fajar hingga saat ini tercatat sebagai Komisaris Fajar Group.
Jejak sejarahnya dalam dunia pers Indonesia dan dunia intelektual memang dengan mudah ditemukan. Sebagai ketua Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) pertama Makassar, menjadi Presidium AJI Pusat, menulis dan menjadi editor beberapa buku.
Di dunia pendidikan, UQ Sukriansyah saat ini tercatat sebagai pengajar di Yayasan Universitas Fajar dan juga pernah mengajar di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kini, dia telah ditunjuk sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi.