Profil 4 Tokoh Bergelar Pahlawan Nasional Baru
Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November, atau Rabu ini. Agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi) diawali dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Presiden Jokowi bersama Wapres Ma'ruf Amin tampak melakukan tabur bunga ke makam Pahlawan Revolusi Ahmad Yani. Lalu dilanjutkan tabur bunga ke makam pahlawan lainnya. Selanjutnya, Presiden Jokowi kembali ke Istana Negara Jakarta.
Ada empat tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Mereka adalah Tombolututu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Usmar Ismail dari DKI Jakarta, dan Raden Arya Wangsakara dari Banten.
Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono mengatakan, syarat khusus untuk gelar diberikan kepada seseorang yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya antara lain:
1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan
politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa;
2. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan;
3. Pernah melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya;
4. Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara;
5. Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa;
6. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi; dan/atau melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Jasakepada 300 orang. Mereka dibagi dalam dua katagori, yakni Bintang Jasa Pratama kepada 223 penerima dan Bintang jasa Nararya 77 orang.
Di antara penerima bintang jasa terdapat tenaga medis, dokter dan perawat yang gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan menghadapi pandemi Covid-19.
Profil 4 Tokoh Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada Peringatan Hari Pahlawan 2021
1. Usmar Ismail
Sepanjang kariernya, Usmar Ismail telah membuat lebih dari 30 film. Beberapa film produksi Usmar Ismail yang terkenal yakni Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958). Tak hanya itu, film arahan Usmar Ismail berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang diproduksi 1950 menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia.
2. Tombolututu
Dikutip dari parigimoutongkab.go.id, Tombolotutu merupakan orang yang terpandang. Ia adalah seorang raja di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Sebagai raja, Tombolotutu turut menjadi garda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi penjajah Belanda kala itu. Diketahui, upaya untuk menjadikan Tombolotutu sebagai pahlawan nasional telah disuarakan sejak 1990-an.
3. Sultan Aji Muhammad Idris
Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ia memerintah kesultanan ini sejak 1735 hingga tahun 1778. Dalam riwayat perjalanan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Idris merupakan sultan pertama yang menyandang nama bernuansa Islam.
Sultan Aji Muhammad Idris adalah cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng yang berangkat ke Tanah Wajo, Sulawesi Selatan. Di Wajo, ia turut bertempur bersama rakyat Bugi melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
4. Raden Aria Wangsakara
Raden Aria Wangsakara dikenal sebagai pejuang dalam melawan penjajahan Belanda. Ia merupakan keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman. Bersama dua kerabatnya, yakni Aria Santika dan Aria Yuda Negara, Aria Wangsakara lari ke Tangerang karena tidak setuju dengan saudara kandungnya yang berpihak kepada VOC.
Aria Wangsakara yang pernah didapuk sebagai penasihat Kerajaan Mataram menyebarkan ajaran Islam.