Profesor UB Temukan Cara Deteksi Kadar Pestisida dalam Pangan
Profesor Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Ani Mulyasuryani, menemukan sebuah cara baru untuk mendeteksi kadar pestisida dalam pangan. Penggunaan pestisida secara berlebihan dalam tanaman pangan, dinilai tidak baik.
"Saat ini sudah ada metode yang direkomendasikan SNI untuk penentuan kadar residu pestisida, namun memerlukan preparasi sampel yang cukup panjang sehingga akan terjadi penumpukan sampel," ujarnya pada Selasa 29 Juni 2021.
Maka dari itu kata Ani, ia menawarkan deteksi residu pada tanaman pangan dengan menggunakan metode elektrokimia untuk dikembangkan menjadi instrumen yang portable untuk mengontrol keamanan pangan.
Sensor Eleketronika
"Sensor elektrokimia dapat diaplikasikan untuk mendeteksi kadar residu pestisida klorpirifos dalam sampel buah-buahan dan sayuran," katanya.
Ani mengatakan sensor elektrokimia untuk mendeteksi klorpirifos terdiri dari tiga jenis, yaitu sensor klorpirifos berbasis enzim menggunakan screen printed electrode tunggal, lalu sensor klorpirifos berbasis MMIP menggunakan screen printed electrode dua elektroda yaitu indikator dan referensi.
Dan terakhir sensor klorpirifos berbasis komposit nanopartikel, menggunakan screen printed electrode tiga elektroda yaitu elektroda kerja, referensi dan elektroda counter.
"Untuk mengembangkan sensor elektrokimia sebagai instrumen analisis, diperlukan kerjasama dengan berbagai bidang, diantaranya biokimia, nanomaterial, sintesis organik maupun anorganik, serta teknik elektronika sensor, transduser dan aktuator," ujarnya.