Profesor UB Kembangkan Pengawetan Tradisional Rekayasa Genetika
Profesor Bioteknologi Produk Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya (UB), Asep Awaludin Prihanto memberikan nilai tambah terhadap hasil olahan fermentasi tradisional atau pengawetan tradisional yang ada di Indonesia.
Sebelum mengenal hasil olahan berupa frozen food, Indonesia sudah memiliki kearifan lokal sendiri terkait proses pengawetan makanan seperti bekasam, picungan, terasi, jambal roti hingga ikan asin.
"Namun pengolahan hasil perikanan yang dilakukan secara tradisional masih menimbulkan beberapa permasalahan," ujarnya pada Jumat 12 Agustus 2022.
Untuk menjawab tantangan tersebut kata Asep, dirinya memperkenalkan model perbaikan fermentasi tradisional melalui konsep Comprehensive-Product Improvement. Keunikan dari model perbaikan ini adalah memakai rekayasa genetika untuk mengambil enzym dari mutan mikroorganisme.
Hal ini berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen yang merugikan bagi tubuh manusia. Salah satunya adalah bakteri escherichia coli (E.coli).
"Pliot projectnya kami aplikasikan pada produk terasi. Dengan mengintegrasikan mikroorganisme ternyata mampu meningkatkan gizi dan juga memiliki kemampuan mengobati kardiovaskular," katanya.
Asep menambahkan bahwa jika nantinya model perbaikan rancangannya ini bisa diaplikasikan secara luas pada produk pengawetan tradisional. Bisa diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan guna bagi produk perikanan tersebut.
"Model ini sangat bisa untuk diaplikasikan secara luas oleh masyarakat untuk produk perikanan fermentasi tradisional," ujarnya.