Profesi Menjanjikan, Tukang Sol Sepatu Diajak Untuk Asah Skill
Di tengah maraknya kemunculan wirausahawan muda di bidang industri alas kaki. Ada satu profesi yang tetap bertahan dan sangat menjanjikan ke depannya yakni, sol sepatu.
Keberadaannya akan tetap dicari dan dibutuhkan selama semua orang menggunakan sepatu. Melihat hal itu, Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) memberikan upgrading skill untuk para tukang sol sepatu.
Ketua BPIPI Indonesia Syukur Idayati mengatakan, pelatihan ini diberikan agar para tukang sol sepatu bisa naik level atau level up, tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan.
"Mereka diberikan pelatihan pada minggu lalu selama 6 hari. Kami ajarkan menjahit, mereka juga dibekali cara memperbaiki sepatu dilihat dari jenis bahan dan lem yang cocok digunakan," terangnya Rabu, 2 November 2022.
Disamping itu, pelatihan ini juga dilakukan agar para pelaku industri alas kaki lokal Indonesia tetap bisa bertahan di tengah gempuran produk asing.
Menurutnya, selama ini produk alas kaki Indonesia tidak kalah dengan buatan luar negeri. Hal ini terbukti karena Indonesia menjadi negara urutan ketiga terbesar untuk ekspor sepatu dan urutan keempat dengan produksi terbesar.
"Kami tentunya tidak bisa melarang perdagangan bebas, yang bisa dilakukan tentu saja memberdayakan para pelaku industri. Selain itu, kita harus bangga akan produksi dalam negeri dan tentu saja memakainya," terangnya.
Enam orang tukang sol sepatu dari wilayah Sidoarjo dan sekitarnya yang sudah mengikuti pelatihan tersebut, juga diberikan kesempatan untuk tampil dalam acara BPIPI dan Pakuwon Mall Surabaya bertajuk "Gentleman’s World". Mereka para tukang sol sepatu diberikan satu booth untuk menunjukkan kemampuannya dalam memperbaiki sepatu.
Salah satu tukang sol sepatu yang ikut dalam acara ini, Zainal Abidin mengaku terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. Pria yang sudah menggeluti profesi sol sepatu selama 30 tahun ini banyak mendapatkan ilmu baru.
"Meski saya sudah 30 tahun, saya kan belajar otodidak. Pelatihan ini berguna sekali karena saya bisa tau jenis-jenis sol sepatu dan lem yang cocok digunakan, karena beda bahan beda jenis lemnya," terang berusia 44 tahun ini.
Pria asal Tanggulangin ini juga menyampaikan bahwa banyak pelanggan merasa puas dengan pekerjaan sol sepatunya dan ini tentu saja berpengaruh pada penghasilannya.
"Kalau penghasilan tidak pasti ya, sehari bisa Rp 50 ribu dapatnya. Kalau rame seperti sekarang bisa Rp 100 ribu per hari, karena tarif tiap kerusakan sepatu beda-beda mulai Rp 15 ribu sampai Rp 70 ribu paling mahal," tandasnya.