Tuduhan Syiah, Prof Quraish Shihab dan Syaikh Al-Azhar
Ulil Abshar Abdalla menyampaikan catatan ringan selesai melakukan perjalanan silaturahmi. Pada Sabtu 4 Juni 2022, bersama Ienas Tsuroiya, istrinya, Ulil Abshar Abdalla menikmati kesempatan berharga “sowan” ke rumah Prof M Quraish Shihab.
Pisowanan ini selain untuk tujuan “badan” (kunjungan pada saat lebaran), juga untuk mengikuti rapat dengan sejumlah teman yang sedang menyiapkan terjemahan tafsir Al-Misbah karya Prof Quraish ke dalam bahasa Inggris. Salah satu santri online Ihya’, yaitu Nurul Agustina, hadir dalam rapat ini.
Berikut penuturan Ulil Abshar Abdalla, pengampu Ngaji Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali:
Ada banyak hal yang kami obrolkan dengan Pak Quraish di luar tema pokok terjemahan Qur’an. Saya paling bersembangat jika Pak Quraish berkisah tentang masa lalu ketima belajar di al-Azhar Mesir. Saya memang sengaja agak sedikit “investigatif” begitu Pak Quraish menyinggung soal al-Azhar. Salah satunya adalah kisah berikut ini. Saya sudah mendapatkan izin dari beliau untuk mengisahkan kembali cerita ini untuk sidang pembaca di sini.
Pengalaman Bersama Syaikh Al-Azhar
Kisah ini terjadi pada saat ketika Pak Qurasih naik pesawat bersama Dr. Ahmad al-Thayyib, Shaikhul Azhar saat ini. Antara kedua tokoh besar ini ada persahabatan yang amat erat. Di tengah-tengah obrolan ini, tiba-tiba Dr. Al-Thayyib berbisik-bisik ke Pak Quraish tentang laporan yang masuk ke kantornya. Entah siapa yang melaporkan info ini, tetapi yang jelas info itu berisi “black campaign” yang bertujuan mendiskreditkan Pak Quraish.
Kepada Syaikhul Azhar dilaporan bahwa Pak Quraish pengikut Syiah, dan bahwa dia menganggap jilbab tidak wajib; bahkan putrinya sendiri tidak memakai jilbab, dsb., dsb. Pak Quraish kemudian tak sabar bertanya kepada Dr. Al-Thayyib: “Yang bikin saya penasaran, apa reaksi Anda atas laporan itu, wahai Syaikh?”
Kata Dr. Ahmad Al-Thayyib: “Saya katakan kepada dia, Anda ndak usah bahyak bicara soal Quraish Shihab. Saya jauh lebih tahu tentang dia daripada kamu.”
Dr. Ahmad Al-Thayyib adalah Grand Shaikh yang sangat terbuka pikirannya. Dia meraih gelar doktor dari Universitas Sorbonne di Paris. Dia berasal dari keluarga tarekat yang mengikuti tarekat Khalwatiyah. Dia sendiri adalah seorang sufi dan sekaligus seorang yang alim dalam bidang fikih. Dia banyak terlibat dalam aktivitas dialog antar-agama dan mengajak para ulama dan pemikir muslim untuk terlibat dalam usaha “tajdid al-fikr al-dini” (pembaharuan pemikiran agama). Dia adalah sosok yang mendekat profil kiai-kiai di Indonesia: rendah hati dan sangat toleran.
Laporan yang hendak-hendak menjelek-jelekkan Quraish Shihab tentu tidak akan “mempan” mempengaruhi Syaikhil Azhar yang ”open minded” ini.
Advertisement