Guru Besar Unair Rancang Vaksin Anti Covid-19
Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Chaerul Anwar Nidom, sedang membuat vaksin anti virus corona atau yang covid-19. Kendalanya, hingga sekarang ia belum bisa menemukan covid-19 yang bisa digunakan sebagai antigen.
Ketua Tim Riset Corona & Formulasi Vaksin di yayasan Professor Nidom Foundation tersebut mengungkapkan, dalam pembuatan vaksin, pihaknya menggunakan teknologi Knock Out (KO). Yakni mengalahkan vaksin flu lain yang nantinya dipakai sebagai tumpangan.
“Teknologi KO (Knock Out) Flu Vaccine ini memanfaatkan virus flu sebagai tumpangan antigen covid, sehingga 1 vaksin digunakan untuk mencegah flu dan covid,” kata Nidom, ketika dikonfirmasi, Senin, 30 Maret 2020.
Profesor yang telah menemukan obat flu burung untuk manusia pada 2009 lalu tersebut, pun mengaku pihaknya telah menyelesaikan bentuk dasar dari vaksin covid tersebut.
“Kerangka virus flu sebagai tumpangan, sudah selesai dikonstruksi, bersamaan saat kami berhasil membuat vaksin flu burung H5N1 untuk manusia pada tahun 2009. Yang saat ini sudah diserahkan kepada PT.Biofarma,” ungkap Nidom.
Meski telah menemukan virus flu pendahulu yang akan digunakan sebagai antigen, namun Nidom hingga saat ini masih belum bisa mendapatkan virus covid yang hendak dipakai sebagai antigen. Ia membutuhkan ragam virus covid lebih banyak untuk mencari antigen yang efisien.
“Problemnya, saat ini kami belum menemukan virus covid yang bisa digunakan sebagai antigen dengan sifat imunogenisitas yang tinggi. Sehingga hasilnya belum maksimal,” jelasnya.
Sebagai informasi, antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai perlawanan. Sedangkan imunogenisitas ialah kemampuan suatu antigen dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan lainnya.
Jika telah menemukan virus covid-19 yang bisa digunakan sebagai antigen yang bagus, Nidom berjanji dapat menyelesaikan vaksin tersebut dalam waktu dekat ini. “Kalau sudah ditemukan virus covid tersebut, waktu yang dibutuhkan tidak lebih delapan bulan sudah selesai pada uji preklinis. Kemudian diteruskan oleh industri vaksin,” tutupnya.