Prof Nidom: Indonesia Sebaiknya Lakukan Lockdown Kepulauan
Pemerintah Indonesia sampai saat ini memang belum memberlakukan lock down. Beberapa wilayah memang sempat dikabarkan akan melakukan lock down. Seperti Malang dan Kalimantan Timur. Namun kemudian direvisi dan tak jadi. Sedangkan di sisi lain penderita virus corona semakin bertambah.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom, menyebut lock down sebenarnya bisa dilakukan di Indonesia. Namun bukan lock down seperti yang diterapkan negara lain. Lock down di Indonesia bisa dilakukan berdasarkan wilayah kepulauan. Laut dianggap sebagai sebagai isolator terbaik.
"Jadi tidak bersasarkan wilayah administrasi, karena dimungkinkan akan timbul dampak besar," kata Nidom.
Nidom mengatakan, hal ini adalah pekerjaan besar, akan tetapi bisa tuntas. Ia memcontohkan misalkan di Pulau Jawa, dengan asumsi satu persen penduduk yang terisiko infeksi. Maka dibutuhkan fasilitas untuk satu juta pasien.
Untuk bisa mencapai itu, Prof Nidom memiliki 11 poin yang dapat diberlakukan:
Pulau Jawa menjadi satu kesatuan penanganan. Semua gubernur dan bupati atau wali kota menjadi satu kesatuan dan tidak mengambil kebijakan sendiri-sendiri.
Hitung kapasitas RS di seluruh Pulau Jawa (milik pemerintah dan swasta).
Jika kurang, kerahkan semua tenda-tenda milik militer dan polri.
Jika masih belum terpenuhi, bisa gunakan masjid-masjid dan rumah ibadah sebagai RS darurat.
Sekolah dan kantor-kantor tidak diliburkan
Kerahkan semua mahasiswa bidang kesehatan (kedokteran, perawat, dan lainnya) dengan bimbingan dosen masing-masing untuk bantu perawatan.
Kerahkan semua lab (pemerintah dan swasta) dan mahasiswa bidang biologi dan kimia untuk ikut uji diagnostik.
Siswa-siswa SMA dan lainnya, dikerahkan untuk buat desinfektan di sekolah masing dengan disupervisi oleh mahasiswa Teknik kimia dan MIPA.
Siswa SMP, dikerahkan untuk bantu kebersihan dan penyemprotan lingkungan (jadi yang diliburkan hanya siswa SD/PAUD saja).
Ibu-ibu RT menyiapkan konsumsi dan empon-empon.
Para pemuka agama menggaungkan atau memimpin munajat hntuk keselamatan.
Nidom berharap, wabah corona menjadi gerakan solidaritas nasional.
Sementara untuk Jawa Timur sendiri, Nidom menggungkapkan tidak perlu ambil kebijakan berdasarkan wilayah administratif.
"Virus Corona tidak faham terhadap wilayah atau daerah. Jadi, pada prinsipnya tidak perlu lockdown daerah. Tapi kalau diperlukan lockdown kepulauan," papar Nidom.
Ia melihat, dalam mengambil kebijakan penanganan virus corona ini. Jawa Timur terlihat tidak grusa-grusu, tenang dan antisipatif.
Advertisement