Prof KH Asep Berkiprah untuk Umat, Ini Kesaksian Presiden
Presiden Joko Widodo mempunyai apresiasi tersendiri terhadap KH Asep Saifuddin Chalim, yang dikukuhak sebagai Guru Besar Sosiologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu 29 Februari 2020.
"Selamat kepada Bapak K.H. Asep Saifuddin Chalim yang hari ini dikukuhkan sebagai guru besar sosiologi di Universitas Negeri Sunan Ampel, Surabaya," tuturnya.
Sejumlah tokoh pun hadir pada acara tersebut. Selain sejumlah kiai dan guru di lingkungan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) juga kalangan akademisi universitas tersebut.
"Saya mengikuti terus perjuangan Bapak Kiai Asep dalam mengembangkan dan mewujudkan manusia unggul dan berakhlakul karimah. Bukan hanya melalui pemikiran-pemikiran yang beliau sampaikan di banyak kesempatan, tetapi juga melalui kiprah dan karya nyata," kata Joko Widodo, memberi kesaksian pada Pengasuh Pesantren Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto.
"Bapak Kiai membangun pesantren dari nol sampai menjadi pesantren besar seperti sekarang ini, Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet. Saya pernah kesana, dan sekarang kabarnya sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri.
"Kiai Asep juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara. Institut itu juga memberikan banyak beasiswa, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswanya," kata Joko Widodo.
Seperti diketahui, Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi UIN Sunan Ampel itu, juga dihadiri sejumlah kiai dan guru-guru, Kiai Asep menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masa Kini dan akan Datang (Pada Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet)."
Kiai Asep pun menyinggung tentang revolusi industri 4.0 dalam naskah orasi ilmiahnya. Istilah Revolusi Industri 4.0 digunakan sebagai tema utama pada pertemuan World Economic Forum (WEF) tahun 2016 di Dawos, Swiss.
Sejak itu, menurut Kiai Asep, beberapa negara melakukan keputusan mendorong industrinya menuju Revolusi Industri 4.0. Antara lain: Negara Jerman, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan lainnya.
“Revolusi Industri 4.0 ini kemudian menimbulkan perubahan radikal dalam proses desain dan manufaktur produk maupun jasa melalui Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Service (Lot and Ios),” tuturnya.
Menyikapi kondisi saat ini, mantan Ketua PCNU Surabaya ini menawarkan model pendidikan yang berorientasi pada pemecahan masalah.
Pertama, pemecahan masalah globalisasi. Dalam perspektif ekonomi, globalisasi telah menciptakan persaingan semakin luas dan tajam. Sedang secara politik, globalisasi membuka arus ideologi dunia mengalir masuk dengan bebas ke tengah masyarakat sehingga menimbulkan pergeseran ideologi yang selama ini dianut masyarakat.
Advertisement