Produser Film Terdampak Virus Corona
Film-film blockbuster yang dijadwalkan rilis di China bertepatan dengan perayaan Imlek, Sabtu 25 Januari 2020, terpaksa dibatalkan di tengah kekhawatiran akan wabah virus corona.
Sebagaimana dilansir Hollywood Reporter, distributor dan bioskop sepakat membatalkan penayangan film meski Imlek 2020 merupakan salah satu periode blockbuster terbesar di dunia sejauh ini dengan prospek penjualan tiket hingga 1 miliar dolar AS.
Para distributor menganggap penting anjuran ahli medis di China yang telah memperingatkan masyarakat agar tidak berkumpul di tempat-tempat ramai, termasuk bioskop.
"Keselamatan dan kesehatan adalah keinginan bersama semua orang, dan dalam menghadapi epidemi ini, kami telah bersatu tangan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini," demikian pernyataan rumah produksi terbesar di China, Wanda.
Dengan keputusan ini, pemutaran sejumlah film beranggaran besar pun batal, termasuk sekuel aksi komedi Detective Chinatown 3, Lost in Russia, Leap, The Rescue, dan animasi keluarga Boonie Bears: The Wild Life.
Sebelumnya, analisis lokal yakin bahwa pada Imlek tahun ini diperkirakan ada pertumbuhan kuat dan banyak rekor baru. Buktinya, pesanan tiket senilai lebih dari 52 juta dolar AS atau Rp709 miliar telah terjual hanya untuk hari pembukaan film baru pada Sabtu ini.
Namun, tanda-tanda masalah mulai muncul ketika Beijing mulai mengakui keseriusan wabah virus corona dan mengakui bahwa penyebarannya telah mencapai banyak kota di China di luar Wuhan.
Akibatnya, banyak saham di banyak perusahaan film terkemuka China pun anjlok. Beberapa jaringan teater mulai menawarkan pengembalian uang kepada pelanggan yang telah membeli tiket sebelumnya. Mereka meminta maaf kemudian memastikan bahwa tanggal rilis baru akan diumumkan kemudian.
Tahun Baru Imlek di China biasanya digambarkan sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia, dengan ratusan juta pelancong yang tersebar di seluruh negeri pulang ke kota asal. Dalam beberapa tahun terakhir, menonton film menjadi salah satu kegiatan favorit selama liburan.
Imlek tahun ini bak mimpi buruk. Seorang pejabat kesehatan senior di Beijing memperingatkan bahwa migrasi massal penduduk China selama liburan akan membuat epidemi virus corona jauh lebih sulit diatasi.
Jumlah kasus virus corona telah melonjak hingga hampir 830 orang terinfeksi dan 26 orang meninggal. Satu kematian lainnya dikonfirmasi di provinsi Heilongjiang. Lokasi ini berbatasan dengan Rusia dan terletak 2.00 km dari Wuhan.
China telah memperluas karantina kota di Wuhan, provinsi Hubei. Setidaknya 10 kota yang dihuni 60 juta orang telah menerapkan pembatasan perjalanan bagi warganya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan status darurat bagi penyebaran virus corona ini, sebagian karena jumlah yang kasus di luar negeri rendah.
"Mungkin tidak akan dinyatakan sebagai darurat internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip BBC.
Amerika Serikat menyatakan bahwa pemerintahannya tengah menyelidiki kasus suspect (dicurigai), yakni mahasiswa di Universitas Texas A&M yang pernah berkunjung di Wuhan.
Vietnam dan Singapura menambah daftar negara yang mengkonfirmasi temuan kasus, menyusul Thailand, Amerika Serikat, Taiwan, dan Korea Selatan.
Jepang kemudian menyusul konfirmasi kasus virus korona di negaranya. Negara lain yang tengah menyelidiki kasus suspect virus corona ialah Inggris, Kanada, dan Indonesia.
Dubai dan Abu Dhabi turut memberlakukan upaya deteksi diri terhadap penumpang dari China yang transit di negaranya.