Produksi Sawit Berlimpah, Minyak Goreng Turun Tahun Depan
Harga minyak nabati dunia diprediksi turun pada paruh pertama tahun 2022. Produksi sawit yang kembali normal terutama di Indonesia dan Malaysia diperkirakan menjadi penyebab turunnya harga. Diketahui, harga minyak goreng meningkat salah satunya akibat rendahnya produksi sawit dan bahan nabati lainnya.
Harga Naik
Rerata harga minyak sawit mentah, sebagai minyak yang paling murah dan banyak digunakan sebagai minyak makanan, melonjak tajam hingga 37 persen di tahun ini.
"Harga yang mahal tidak berkelanjutan, dunia mulai mengalami perbaikan dalam produksi dan stok dunia, dengan asumsi cuaca normal, sehingga penurunan produksi minyak sawit Malaysia bisa diakhiri," kata Thomas Mielke, kepala Analisis Minyak Dunia dari Hamburg, Jerman dikutip dari Reuters, pada Minggu 14 November 2021.
Menurutnya, harga yang naik tajam membuat banyak petani di dunia menanam minyak sayur di tahun ini. Sehingga akan menyebabkan surplus produksi minyak sayur global.
"Produksi minyak dan lemak dunia akan meningkat sekitar 8 juta ton pada 2021/22, yang merupakan tertinggi dalam empat tahun. Sebagian besar pertumbuhan akan terlihat pada minyak sawit, minyak matahari dan minyak kedelai," katanya.
Harga Mulai Turun
Thomas Mielke menduga harga bahan nabati untuk minyak akan mulai turun di bulan November. Dimulai oleh minyak bunga matahari, sawit, dan kedelai.
Produksi minyak sawit global diprediksi meningkat hingga 3,5 sampai 4 ton di tahun 2022, hingga total mencapai 80 juta ton setahun.
Produksi minyak sawit di Indonesia akan meningkat mencapai 1,7 hingga 2 ton sedangkan Malaysia, sebagai negara penghasil sawit kedua dunia akan meningkat mencapai 1 hingga 1,2 ton per tahun.
Produksi Minyak Turun di Malaysia
Dalam sebuah seminar di Malaysia itu, ia menambahkan jika produksi minyak sawit di Malaysia di tahun 2021 diprediksi turun, di angka 18,2 juta ton dibandingkan tahun lalu mencapai 19,1 juta ton. (Rtr)
Advertisement