Produksi Sampah di Blora Meningkat Selama Musim Lebaran 2023
Selama musim mudik Lebaran 2023, produksi sampah di Kabupaten Blora, mengalami peningkatan cukup tinggi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora Istadi Rusmanto, menjelaskan, kenaikan produksi sampah tersebut diketahui dari jumlah volume sampah yang masuk di TPA Kabupaten Blora.
Menurutnya, rata-rata produksi sampah harian 20,04 ton/hari pada situasi normal. Sementara, selama masa mudik Lebaran 2023 menjadi 28,183 ton/hari.
"Sehingga ada peningkatan volume sampah sebanyak atau sebesar 8,143 ton/hari atau sebesar 40,63%,” jelasnya didampingi Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun serta Limbah Berbahaya dan Beracun DLH Kabupaten Blora Bayu Himawan dalam konferensi pers pengelolaan sampah di gedung DLH Blora, Jumat 28 April 2023.
Ditambahkan selama libur Idul Fitri 1444 Hijriah, petugas kebersihan, baik penyapu jalan maupun petugas TPA tetap aktif melaksanakan tugas dan tidak libur.
“Tentunya, hal ini dalam rangka agar kebersihan dan kenyamanan kota tetap terjaga, apalagi banyak Diaspora yang kemudian mudik di kampung halaman tercinta, Kabupaten Blora,” kata Istadi Rusmanto.
Dia menyebutkan , pada tanggal 13-14 Maret 2023 lalu, DLH Kabupaten Blora telah menyelenggarakan Kongres Sampah yang menghasilkan tujuh rekomendasi.
Rekomendasi Kongres Sampah
Poin pertama hasil rekomendasi kongres sampah adalah bersama-sama dengan semua pihak untuk mewujudkan desa/kelurahan mandiri pengelolaan sampah di Kabupaten blora.
“Tindak lanjut yang kami lakukan dalam rangka menuju pemenuhan rekomendasi kongres sampah poin pertama tersebut, bahwa kami selaku dinas teknis pada tahun ini akan memberikan stimulan dengan membangun 15 gedung bank sampah di desa dan kelurahan di kabupaten Blora,” jelasnya.
Pada tahun ini pula Kementerian PUPR akan membangun 10 TPS3R yang akan ditempatkan di desa-desa di Kabupaten Blora.
“Hal ini menjadi dorongan agar desa yang menerima pembangunan gedung bank sampah dan TPS3R diharapkan nantinya mampu melakukan pengelolaan sampah mandiri di wilayah masing-masing,” kata Istadi Rusmanto.
Poin kedua hasil rekomendasi kongres sampah adalah bersama-sama dengan semua pihak, mewujudkan lembaga pendidikan dan perkantoran mandiri pengelolaan sampah di Kabupaten Blora.
“Bahwa di Kabupaten Blora saat ini sudah terdapat 106 sekolah dengan status adiwiyata, dengan rincian 2 sekolah adiwiyata nasional (SMAn 2 Blora dan SMPN 1 Todanan), 18 sekolah adiwiyata tingkat provinsi, 86 sekolah adiwiyata tingkat kabupaten,” ungkapnya.
Pada 2023 ini, lanjutnya, akan mengajukan sekolah adiwiyata mandiri dua sekolah, adiwiyata nasional 2 sekolah,adiwiyata provinsi 4 sekolah, adiwiyata kabupaten 10 sekolah.
“Sekolah adiwiyata pada hakikatnya adalah menciptakan sekolah yang sehat, bersih dan nyaman untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang didalamnya juga meliputi kegiatan pengelolaan sampah. kami berharap, semua sekolah bersemangat untuk menjadi sekolah adiwiyata,” ungkap Kepala DLH Kabupaten Blora.
Sedangkan rekomendasi hasil kongres yang ketiga harus koordinasi dulu dengan Bappeda, Bagian Hukum Setda Blora, Dinas PMD. Hal itu karena dalam mewujudkan Desa/Kelurahan mandiri pengelolaan sampah didukung anggaran keuangan Desa/Kelurahan.
Rekomendasi hasil kongres yang keempat adalah bersama-sama mensosialisasikan dan mengkampanyekan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah di Kabupaten Blora.
“Kami berharap setiap orang, setiap lembaga bersama-sama mensosialisasikan dan mengkampanyekan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah dimanapun berada,” tambahnya.
Dikatakan Kepala DLH, bahwa Bupati Blora, dalam rangka mensosialisasikan pengurangan dan pengelolaan sampah pada Idul Fitri 1444 Hijriah. Pihaknya mengeluarkan surat edaran nomor 658.1/1860/2023 tanggal 11 april 2023 tentang pengendalian sampah dalam rangka mudik Lebaran, dalam rangka kampanye dan menjaga agar lingkungan tetap bersih.
Selanjutnya, rekomendasi kelima hasil kongres sampah adalah, pengurangan dan pengelolaan sampah masuk dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal.
Menindaklanjuti hasil kongres sampah tersebut, bersama dengan Dinas Pendidikan, materi pengelolaan sampah masuk di dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka, yang mana salah satu materi P5 adalah pengelolaan sampah.
Kemudian, rekomendasi keenam hasil kongres sampah adalah pemanfaatan sampah pada skala rumah tangga.
“Pada tahun 2023 ini, kita mencanangkan program baru di 2 Kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri dari 2 desa dan tiap desa terdiri dari 10 KK sebagai pilot project kegiatan komposter satu negeri di Kabupaten blora,” kata Istadi.
Untuk rencana lokasi kegiatan di Kecamatan Blora, terdapat di kelurahan Tambahrejo dan desa Ngampel. Sedangkan di Kecamatan Cepu berada Kelurahan Ngroto dan desa Getas.
Rekomendasi ketujuh hasil kongres sampah adalah peningkatan SDM dan penyediaan sarana prasarana teknologi pengelolaan sampah.
Saat ini, kata Istadi, salah satu teknologi yang sudah dikembangkan bersama Pem Akamigas yaitu pengolahan sampah organik daun dan ranting untuk diolah menjadi briket dan telah dilakukan pelatihan pembuatan briket kepada anggota bank sampah induk (BSI).
“DLH berharap masyarakat selalu berinovasi dalam pengembangan teknologi pengelolaan sampah,” ucapnya.
Advertisement