Produksi Konten Baik, Begini Pandangan Pakar Media
Perkembangan teknologi informasi hampir tidak bisa di bendung karena ia terus berkembang, terlebih dalam era Post-Truth, pada saat membanjirnya informasi banyak hoaks atau disinformasi.
"Untuk menghindari adanya hal ini kader-kader Muhammadiyah harus gencar memproduksi konten baik di media sosial," kata Pegiat Media Budhi Hermanto, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Minggu 10 Februari 2019.
“Dalam era post truth dimana banyak masyarakat banyak yang mencari adanya pembenaran, membuat adanya disinformasi. Di sinilah kader-kader Muhammadiyah hadir dan memproduksi konten kebaikan di media,” kata Anggota MPM PP Muhammadiyah.
Budhi Hermantan sebelumnya, tampil dalam Diskusi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, pada 8 Februari 2019 di Aula Gedoeng Moehammdijah, Jl. KH Ahmad Dahlan Yogyakarta yang membahas materi ‘Kuasa Media era Post Truth: Modus dan Model Penindasan terhadap kamu Marginal’.
Lebih jauh dijelaskannya, pola komunikasi terus mengalami perubahan dari media konvensional yang mulai terdisrupsi dengan kehadiran media digital dan didukung ragam platform media sosial sebagai kanal komunikasi baru. Hal ini harus di manfaatkan betul oleh kader Muhammadiyah.
“Misalnya, kader Muhammadiyah harus membuat platform hasil pertanian organik melalui aplikasi sebagai pemberdayaan bagi petani,” ungkapnya.
Pegiat Media yang aktif di Perkumpulan Masyarakat Peduli media itu menyarankan agar anak-anak muda khususnya kader Muhammadiyah untuk terlibat aktif dan mengkampanyekan literasi digital karena media yang saat ini ada tak cukup banyak yang mengedukasi publik.
Pada bagian lain, Budhi menyarankan agar anak-anak muda kader Muhammadiyah mengimbangi media sosial yang mana dihadapkan dalam era post truth. Pertama, harus mempunyai literasi yang baik dan kurangi bermain media sosial. Kedua, bagikan konten-konten baik di media sosial dan mengajak kebaikan. (adi)
“Misalnya, kader Muhammadiyah harus membuat platform hasil pertanian organik melalui aplikasi sebagai pemberdayaan bagi petani,” ungkap Budhi Hermanto.
Advertisement