Produksi Garam Lampaui Target
Sampai dengan minggu pertama Okotber 2018, produksi petani garam di Lamongan sudah mencapai 23.050 ton. Ini berarti sudah melampaui target yang diinginkan tercapai Dinas Perikanan sebesar 22.800.
Menurut Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan, musim kemarau yang cukup panjang menjadi salah satu faktor tingginya produksi garam Lamongan.
Selain itu, pemanfaatn rumah prisma cukup berpengaruh terhadap produksi garam. Karena dengan rumah prisma, petani bisa panen garam sepanjang tahun, tanpa terganggu hujan.
Pada awalnya, hanya ada 4 unit rumah prisma yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat. Jumlah ini kemudian berkembang menjadi 40 unit di tahun 2017.
Selain bisa terus berproduksi meski hujan, garam yang dihasilkan bisa lebih banyak. Selain itu kualitas garam yang dihasilkan juga lebih bagus, putih dan bersih karena tidak bercampur tanah.
Karena itu Dinas Perikanan tahun ini memberikan bantuan sarana berupa rumah prisma. Selain bantuan rutin yang diberikan seperti geoisolator, bungker air, pembinaan teknis, serta pembangunan jalan usaha tani menuju lahan garam.
Musim kemarau yang tidak diselingi hujan juga berpengaruh terhadap kualitas garam. Tahun ini petani garam Lamongan bisa menikmati harga yang cukup stabil di kisaran Rp 1.000-1.100 per kilogram.
Dengan prediksi musim kemarau yang masih akan berlangsung cukup lama, produksi garam tahun ini diprediksi bisa setidaknya sama dengan tahun lalu yang mencapai 28.237 ton.
Produksi garam Lamongan pernah mencapai 38.804 ton dari areal seluas 213 hektare di tahun 2015. Saat ini area produksi garam mengalami penyusutan menjadi tinggal 206 hektare karena dialihfungsikan menjadi tambak ikan.(tok)