Produk Berbahan Ulos, Jadi Bintang Buruan Kontingen PON XXI 2024 di Sumut
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara bukan hanya tentang pesta olahraga terbesar di Indonesia, tapi juga menjadi ajang unjuk produk unggulan daerah.
Dari sekian banyak produk unggulan yang ditawarkan, khususnya di Sumut adalah produk fesyen berbahan dasar ulos, kain tenun khas Batak yang sebelumnya hanya digunakan untuk momen-momen sakral yang berkaitan dengan acara adat masyarakat suku asli Sumut ini.
Ulos sendiri kini telah bertransformasi menjadi barang fesyen kekinian dengan beragam produk di antaranya, baju, tas, dompet, dan lainnya.
Seperti yang bisa dilihat di festival UMKM yang berlangsung di Lapangan Astaka, Jalan Willem Iskandar, Deli Serdang misalnya, ulos tampil sebagai ‘bintang’ yang paling mencuri perhatian. Bahkan tak sedikit dari para atlet maupun ofisial kontingen yang mencari oleh-oleh unik dari Toba ini.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Toba, Christina Dora, menjelaskan bahwa ulos kini bukan lagi sekadar kain untuk keperluan adat, tetapi telah berkembang menjadi berbagai produk fesyen yang cocok untuk semua kalangan.
"Ulos yang dulu hanya digunakan untuk upacara adat, sekarang sudah jadi fesyen. Ada baju, tas, dompet, gantungan kunci, hingga gelang tangan untuk anak muda. Semua produk ini disukai oleh para pengunjung, terutama atlet yang ingin membawa oleh-oleh keluarga dan teman saat pulang ke daerahnya," ujarnya ketika ditemui Ngopibareng.id.
Keberadaan ulos dalam bentuk yang lebih kekinian, seperti ikat rambut dan gelang tangan ternyata menjadi daya tarik utama. Produk-produk kecil ini dinilai praktis dan ringan, cocok untuk dijadikan oleh-oleh, terutama bagi para atlet yang membutuhkan barang yang mudah dibawa dan tahan lama.
"Mungkin karena lebih simple dan mudah dibawa. Selain itu, harganya juga terjangkau dibandingkan dengan produk lain berbahan ulos. Tapi banyak juga yang beli berupa kain meski mahal. Mungkin, bagi mereka mumpung di Medan," ujar Christina.
Untuk ikat kepala maupun gelang tangan berbahan ulos banyak diminati karena ragam corak dan variasinya yang sangat banyak dan kekinian. Sehingga digemari anak-anak muda karena jauh dari kesan jadul.
"Mereka beli ikat kepala ulos dan gelang tangan ini bukan cuma sebagai oleh-oleh, tapi langsung dipakai selama acara. Jadi selain mempromosikan budaya, kita juga bangga karena ulos telah menjadi bagian dari tren fesyen nasional," tambahnya.
Meski ulos menjadi primadona, produk unggulan Toba lainnya seperti kopi dan sambal Andaliman juga turut mendapat perhatian. Namun, karena alasan kepraktisan, para atlet maupun ofisial cenderung memilih fashion ulos daripada produk kuliner.
“Kalau kuliner kan bisa kadaluwarsa, rasanya kurang pas kalau untuk kenang-kenangan. Beda dengan ikat kepala, gelang tangan, tas atau kain yang bisa berpuluh tahun tetap awet. Kalau pun beli produk kuliner, hanya untuk orang dekat dan keluarga saja,” ujar Izzy Dwifaifa Hefrisyanthi, atlet renang Jatim peraih 5 medali emas yang membeli ikat kepala dan gelang tangan berbahan ulos.
"Kalau kuliner mungkin agak ribet bawanya meski bisa dipaketkan. Kalau gini kan bisa dapat banyak dan mudah masuk tas. Gak bikin susah kalau bepergian jauh," timpal Adinda Larasati, atlet renang Jatim lainnya.
Kekayaan Budaya Toba
Di balik kesuksesan penjualan produk ulos dan kerajinan tangan lainnya, Christina menyatakan bahwa PON XXI ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga kesempatan emas untuk memperkenalkan kekayaan budaya Toba kepada masyarakat yang lebih luas.
"Kami beri dukungan penuh untuk acara ini karena PON memberikan peluang besar untuk mempromosikan produk unggulan Toba. Semua bidang ikut berpartisipasi untuk menyukseskan hajatan besar ini. Kami pun bangga karena ternyata produk Toba mendapatkan tempat di hati para pengunjung," katanya.
Dengan demikian, PON XXI bukan hanya mencatat prestasi atletik, tetapi juga menjadi panggung bagi warisan budaya seperti ulos yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ulos, yang dulunya sakral dalam tradisi Batak, kini menjelma menjadi ikon fesyen yang modern dan digemari oleh banyak kalangan.
Advertisement