Probolinggo Waspadai Banjir Kiriman dari Bromo
Meski erupsi Gunung Bromo sudah lama berhenti tetapi potensi lahar dingin yang membawa material pasir vulkanis masih menjadi ancaman bagi kawasan bawah seperti Kota Probolinggo.
Karena itu memasuki puncak musim hujan, Pemerintah Kota Probolinggo menggelar apel siaga bencana di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Senin, 6 Januari 2019.
"Bagaimanapun ada Sungai Legundi yang berhulu di kawasan Gunung Bromo dan mengalir ke Kota Probolinggo. Ini harus diwaspadai pada puncak mucim hujan," ujar Wali Kota Hadi Zainal Abidin. Dikatakan selama ini banjir bandang di Kota Bayuangga merupakan air kiriman dari kawasan pegunungan.
Berdasarkan catatan pasca erupsi besar Gunung Bromo pada 2010 silam, Kota Probolinggo dilanda lahar dingin melalui Sungai Legundi di Jalan Prof. HAMKA. Selain air, sungai di tapal batas kota dan kabupaten itu juga membawa material pasir vulkanis dan pohon-pohon yang tercerabut dan hanyut di sungai.
“Bahkan hamparan luas pasir di Pantai Permata, Kelurahan Pilang merupakan pasir kiriman dari Gunung Bromo,” kata Habib Hadi, panggilan akrab wali kota. Pantai landai seluas sekitar 1 hektare itu kini padat sehingga bisa menjadi destinasi wisata yang nyaman.
Meski tidak sebesar 2010, pada 2016 Gunung Bromo kembali erupsi. Dampaknya, pasir vulkanis kembali mengalir melalui Sungai Legundi yang berhilir di Kota Probolinggo.
“Sekarang pun BPBD harus tetap waspada kemungkinan banjir kiriman dari kawasan Gunung Bromo,” kata Habib Hadi. Apalagi intensitas hujan di awal Januari 2020 ini relatif tinggi di Kota Probolinggo.
Sementara itu dalam apel siaga bencana yang diikuti unsur Polri, TNI, BPBD, PMI, Tagana dan sejumlah relawan peduli bencana, wali kota meminta semua pihak bisa bekerjsa maksimal menghadapi bencana yang sewaktu-waktu muncul.
“Sejak awal Januari lalu memang baru sebatas banjir dan genangan sesaat di sejumlah badan jalan di Kota Probolinggo,” katanya.
Hal senada diungkapkan Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Ambariyadi Wijaya. Polresta telah melakukan pemetaan potensi bencana, sesuai dengan kejadian di tahun-tahun sebelumnya.
“Yang perlu diantisipasi itu banjir genangan dan puting beliung, sebab dua bencana tersebut pernah terjadi di Kota Probolinggo,” katanya.
Kapolresta menambahkan, selain menerjunkan anggotanya untuk bergabung sebagai satgas siaga bencana, kepolisian juga menyiapkan peralatan teknis, tenda darurat, dan sembako berupa beras serta mie instan.
“Kami juga siapkan toolbox police, tenda darurat dan sembako. Intinya saat terjadi bencana semuanya harus turun lapangan,” kata Kapolresta. (isa)