Probolinggo Kirim Alat Salat dan Makanan Balita ke Semeru
Sepekan pasca erupsi Gunung Semeru, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo dan Tim Penggerak (TP) PKK mengirimkan bantuan ke Lumajang, Jumat, 10 Desember 2021. Dua mobil yang diberangkatkan dari Rumah Dinas Walikota Probolinggo itu berisi, peralatan salat, mainan anak, sembako, makanan balita dan ibu hamil.
“Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat bagi warga Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru,” ujar Walikota Habib Hadi Zainal Abidin saat melepas bantuan. Bantuan diangkut dengan truk operasional Dinas Satpol PP, Linmas, dan Damkar dan sebuah pikap operasional Dinas Perhubungan.
Tidak sebatas mengirimkan bantuan peralatan, sembako, dan makanan, Pemkot Probolinggo juga akan mendirikan posko di lokasi terdampak erupsi Semeru. “Kami akan menempatkan sejumlah relawan di posko yang segera didirikan,” ujar Habib Hadi.
Bantuan berupa peralatan salat seperti, mukena, sarung, kopiah, sajadah, gamis orang dewasa dan anak itu diharapkan bisa dipergunakan warga yang sedang mengungsi. “Semoga meski mereka berada di pengungsian bisa tetap beribadah dengan baik,” kata walikota.
Mainan anak-anak sengaja dikirim ke Lumajang agar anak-anak bisa bermain untuk melupakan trauma kejiwaan akibat erupsi Gunung Semeru. “Boneka dan mainan bisa menghibur mereka, sebagai alat untuk trauma healing,” katanya.
Jumat sore, paket bantuan yang diantar walikota dan petugas dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang sudah sampai di Lumajang.
Sementara itu Yuliani, petugas penerima bantuan untuk korban erupsi Semeru mengatakan, bantuan dari berbagai daerah termasuk dari Kota Probolinggo, terus mengalir. Bantuan-bantuan itu kemudian dibawa ke posko penampungan di dua kecamatan di lereng Semeru yakni, Pronojiwo dan Candipuro.
Selain itu bantuan dari berbagai pihak juga disimpann di posko utama di pendopo Kabupaten Lumajang dan GOR Wira Bhakti, Lumajang.
Khusus bantuan berupa pakaian layak, Yuliani mengatakan, sudah banyak menumpuk di posko bencana di Desa Penanggal. “Pemkab Lumajang sepakat untuk menghentikan bantuan berupa pakaian karena sudah terlalu banyak,” katanya.
Advertisement