Problem Agama Takkan Hancurkan Negara, Tapi Faktor Kezaliman
"Kehancuran negara bukan disebabkan oleh masalah agama atau keyakinan rakyatnya, melainkan oleh ketidakadilan (kezaliman) dan penyelahgunaan kekuasaan oleh para penyelenggaranya".
Pesan khusus KH Husein Muhammad ini, merupakan refleksi atas kejadian sosial akhir-akhirnya ini.
"Pengetahuan agama yang benar akan melahirkan tutur kata dan sikap hidup yang jujur, ramah dan mendamaikan hati, bukan sebaliknya".
Karena itu,Kiai Husein Muhammad, sahabat Gus Dur ini, tetap menyuarakan kebenaran. Pendiri Fahmina Institute Cirebon, tak lepas dari kegelisahan intelektual.
Atas aktivitas sosial dan pemikiran Fahmina Institute, meraih Penghargaan Internasional. Ya, untuk Fahmina Institute.
Institut Fahmina didirikan pada tahun 2000, di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia oleh K.H. Husein Muhammad, dan bekerja di bidang studi agama, pemberdayaan masyarakat dan penguatan masyarakat sipil.
Fahmina mulai membawa pemahaman baru tentang akidah Islam berikut rezim Suharto yang represif, yang mendiamkan oposisi dan pemikiran kritis. Staf Fahmina bekerja dengan kelompok untuk membangun kapasitas, negosiasi kontrak publik dan swasta dan membantu mendukung hak-hak.
Komitmen Fahmina terhadap demokrasi, kesetaraan jender dan dukungan semua agama dan status sosial membentuk pekerjaan mereka. Semua upaya organisasi diarahkan menuju pencapaian keadilan dan demokrasi, yang diyakini Fahmina sebagai tujuan tertinggi agama dan kemanusiaan.
Renungan Kehidupan, Memetik Hikmah
Syeikh Syams-i Tabrizi, sufi pengelana mengatakan dalam "40 Kaedah Cinta":
مَهْمَا حَدَثَ فِي حَيَاتِكَ وَمَهْمَا بَدَتْ الأَشْيَاءُ مُزْعِجَةً فَلَا تَدْخُلْ رُبُوعَ اليَأْسِ. وَحَتَّى لَوْ ظَلَّتْ جَمِيعُ الأَبْوَابِ مُوصَدَةً، فَإِنَّ اللهَ سَيَفْتَحُ دَرْبًا جَدِيدًا لَكَ. احْمَد رَبَّكَ! مِنَ السَّهْلِ عَلَيْكَ اَنْ تَحْمَدَ اللهَ عِنْدَمَا يَكُونُ كُلُّ شَيْءٍ عَلَى مَا يُرَامُ. فَالصُّوفِي لَا يَحْمَدُ اللهَ عَلَى مَا مَنَحَهُ إِيَّاهُ فَحَسْبُ، بَلْ يَحْمَدُهُ أَيْضاً عَلَى كُلِّ مَا حَرَّمَهُ مِنْهُ.
"Apapun yang terjadi dalam hidupmu dan semengerikan apapun segala sesuatu yang tampak di depan matamu, janganlah sampai putus harapan, bahkan meski semua pintu tertutup, Allah pasti akan membentangkan jalan baru untukmu. Bersyukurlah kepada Tuhanmu. Bersyukur itu mudah jika semuanya berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Tetapi seorang hamba Tuhan yang tulus, bersyukur bukan hanya atas apa yang telah diberikan, tapi juga atas apa yang tidak diberikan-Nya".
Iskandar Agung bilang :
لا شيء مستحيل علی من يحاول
"Tak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi siapapun yang mau berusaha".
Maraj al-Bahrain yaltaqiyan
Mengenang hari-hari yang Indah di Konya, Anatolia. Turki. 2014.
Syams dari Tabriz, Azerbaijan, Persia, mendesah dalam gelisah :
"Aku adalah air yang berputar-putar dalam diriku sendiri dan telah menjadi diam. Sebentar lagi akan menjadi bau. Lalu aku bertemu Rumi. Airku mulai mengalir dan terus mengalir, jernih, sedap dan melenyapkan dahaga." (Syamsi Tabrizi).
Di Konya, usai ziarah dan salat di masjid Syams Tabrizi yang mungil, aku jalan kaki menuju satu tempat. Aku berhenti dan tertegun di depan sebuah prasasti. Aku membacanya :
"Di sinilah deburan "dua samudera" bertemu dan menumpahkan rindu. 30 November 1244. Dua samudera adalah Syamsi Tamrizi (sang matahari) dan Jalal al-Din Rumi (sang purnama). Bagai disebut dalam Al-Quran : "Maraj al-Bahrain Yaltaqiyan", tempat pertemuan Nabi Khidr dan Musa alaihissalam (AS).
Dulu, Platon, Aristoteles dan Iskandar Agung juga ke tempat ini. Di situ ada " Ma-ul Hayah" (Air Kehidupan). "Siapa yang minum air ini, dia tak akan mati". (Konya, 25/08/2014).
Demikian renungan KH Husein Muhammad tentang kehidupan dan refleksi kemasyarakat akhir-akhir ini. Semoga bermanfaat.
Advertisement