Pro dan Kontra Piala Dunia di Qatar, BBC Dikritik Soal Siarannya
Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar resmi dibuka pada Minggu, 20 November 2022 malam waktu setempat. Sejumlah pro dan kontra menyertai piala dunia tersebut. Di antaranya sikap BBC yang sempat terlambat dalam menyiarkan acara pembukaan langsung di Al Bayt Stadium di Al Khor itu.
Siaran BBC
Al Jazeera menyebut jika BBC memilih menyiarkan upacara pembukaan agenda sepak bola dunia itu, ke layanan kelas duanya, seperti Red Button, BBC di iPlayer dan di websitenya.
Siaran yang tidak utuh itu juga melewatkan hiburan dari BTS serta penampilan Morgan Freeman yang hadir dan menjabat tangan dengan penyandang difabel sekaligus Duta Piala Dunia FIFA.
Pemandu acara BBC sempat mendiskusikan tentang berbagai tuduhan buruk atas negara tuan rumah, Qatar, sebelum mulai menayangkan siaran dari Qatar.
"Ini adalah Piala Dunia yang paling kontroversial," kata Gary Lineker, salah satu pembawa acara dan eks Kapten Inggris, dikutip dari Al Jazeera.
"Sejak FIFA memilih Qatar sebagai tuan rumah di tahun 2010, negara itu banyak mengalami pertanyaan besar. Mulai dari tuduhan korupsi dalam proses lelang hingga perlakuan terhadap pekerja migran yang membangun stadium untuk Piala Dunia, banyak di antara mereka meninggal," lanjutnya.
Dalam momen yang sama, ia juga menyebut jika Qatar melarang homoseksual, juga pelanggaran atas hak perempuan dan kebebasan berekspresi.
"Dengan latar belakang itu, turnamen Piala Dunia tetap digelar. Yang akan kita lihat dan disiarkan di seluruh dunia. Tetaplah dengan sepak bola, kata FIFA, kita akan kembali, sekitar beberapa menit lagi," katanya.
Namun dalam konfirmasi terpisah, juru bicara BBC mengatakan jika siaran penuh dari pembukaan Piala Dunia FIFA telah bisa diakses di seluruh layanan BBC," cuitnya.
Belakangan lewat cuitannya, Gary juga menyebut keterlambatan siaran terjadi lantaran masalah waktu dan logistik. "Itu sudah disiarkan langsung di berbagai platform BBC iPlayer, BBC Sport dan Red Button," katanya.
Upaya Qatar
Dalam laporannya, Al Jazeera menulis jika Qatar telah banyak berbenah sejak hak menjadi tuan rumah diterima, 12 tahun lalu.
Di antaranya melakukan reformasi aturan ketenagakerjaan, termasuk menghapus sistem kafala dan izin keluar. Qatar juga memiliki upah minimum dan aturan baru terkait bekerja di bawah suhu yang panas.
Dalam sebuah laporan lain yang dipublis di bulan ini, Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan jika Qatar mengalami kemajuan dalam reformasi buruhnya. Di antaranya memperbaiki kondisi pekerjaan dan kehidupan dari ratusan ribu buruh, meski tetap ada tantangan dalam menerapkan aturan itu.
Selain itu, panitia piala dunia setempat juga menegaskan akan menyambut semua penonton dengan berbagai orientasi seksual mereka.