Pengasuh Anak Dijual Majikan Sendiri di Sekitaran Dolly
Bisnis prostitusi yang melibatkan pengasuh anak dan majikannya berhasil dibongkar oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Bisnis ini melibatkan Eko sebagai majikan. Sedangkan pengasuh anak yang dijual Eko berinisial RA. Usianya 25 tahun.
Eko tega menjual pengasuh anaknya sendiri karena dalam pengakuannya, RA menyatakan membutuhkan uang tambahan untuk membiayai keluarganya yang ada di kampung halaman. Sehari-hari RA memang bekerja dan tinggal di rumah Eko. Tugas utamanya adalah mengasuh anak Eko. Namun adakalanya, RA juga melayani tamu yang ingin berkencan dengannya. Tugas mencarikan tamu tak lain dilakukan oleh Eko
Eko juga mengajak anak buahnya, Ibnu Aji untuk ikut menawarkan RA kepada setiap hidung belang. Namun dalam menawarkan RA ke hidung belang, mereka tak berani terang-terangan. Mereka berdua menawarkan RA kepada pengunjung warung kopi yang mereka kenal. Eko memang memiliki bisnis warung kopi. Sedangkan Ibnu Aji salah satu penjaga warung kopinya.
Aksi kriminal mereka dicium oleh warga. Warga kemudian melaporkan ke polisi.
"Kami tindak lanjuti dengan melakukan penyelidikan. Kami mengintai aktivitas warung tersebut hingga mendapati adanya aktifitas mencurigakan," ungkap Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni beberapa waktu lalu.
Ruth mengatakan mendapati adanya dugaan aktifitas esek-esek di warkop tersebut pihaknya segera melakukan penggerebekan. Rupanya, di warkop itu di dalamnya terdapat kamar khusus untuk melayani tamu. Dari penggerebekan itu, polisi mendapati dua orang di dalam kamar sedang bercinta. Mereka adalah RA dan SU. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah kondom dan uang tunai.
"Di lokasi yang sama, kami amankan tersangka Ibnu Aji. Ia merupakan penjaga warung yang ikut menawarkan RA kepada pengunjung warkop," terangnya.
Tak berhenti pada Aji, polisi mengembangkan kasus tersebut. Setelah itu, Eko pun ditangkap. Ia merupakan pemilik warung tempat Aji bekerja. Dia ikut terlibat lantaran dianggap menyediakan tempat untuk kegiatan prostitusi. Belakangan diketahui jika salah satu korban yang ditawarkan oleh Aji adalah RA yang tak lain pengasuh anak Eko. "Jadi mereka memang dalam satu lingkup tempat tinggal," ujarnya.
Menurut Ruth, modus prostitusi yang dijalankan Eko dan anak buahnya memang rapi. Mereka tak sembarangan mencari tamu. Mereka hanya menawarkan jasa prostitusi itu kepada orang yang datang ke warkopnya. Sehari, dua sampai tiga tamu mereka dapatkan. Tarifnya, antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Tarif itu belum termasuk biaya sewa kamar.
"Untuk sekali kencan, pelanggan harus membayar Rp 30 ribu," ujar mantan Panit Reskrim Polsek Wonokromo ini.
Sementara itu, kepada polisi Eko mengaku baru beberapa bulan menjalankan bisnis sampingan itu. Awalnya dia menawarkan RA untuk bekerja sebagai PSK. Sebab, RA mengaku butuh uang untuk biaya keluarga di kampung. Sedangkan gaji RA sebagai pengasuh anak tak cukup untuk kebutuhan keluarganya.
"Selain RA, saya juga punya kenalan eks PSK Dolly. Jadi, mereka akan dihubungi ketika diminta pelanggan. Saya juga meminta Aji untuk mencari pelanggan," ungkapnya.
Sedangkan menurut Aji dari usahanya menawarkan wanita itu hasilnya tak banyak. Paling banter ia dapat Rp 100 ribu, kadang ia juga hanya diberikan sebungkus rokok saja oleh pelanggan.
Meski demikian, ia tetap melakukan lantaran hanya pekerjaan sampingan. "Ya lumayan kalau dapat tamu. Makan sama uang rokok aman," terang pria asal Jombang itu.
Advertisement