Pria di Mojokerto Bikin Prototipe Kereta Api, Mirip Aslinya
Penabuh drumer asal Mojokerto hobi mengoleksi kereta api model beragam tipe dan ragam fungsi. Bahkan, dia membuat prototipe (miniatur) kereta api itu sendiri, bentuknya pun mirip dengan aslinya.
Ia adalah Kunto Wijoyo 44 tahun warga penarip Gang 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Kecintaanya terhadap dunia kereta api ini tidak lepas dari masa lalu. Mengingat, mendiang ayahnya mantan Kepala Stasiun Mojokerto pada tahun 1980-an. Bahkan ia pun lahir di rumah dinas sekitar Stasiun Mojokerto.
Kunto menunjukkan koleksi beragam miniatur kerata api yang ia susun rapi di dalam etalase kaca. Disitu terpampang kereta api dalam berbagai ukuran, warna, dan bentuk. Mulai kereta uap zaman Belanda hingga kereta rel listrik (KRL) besutan KAI Indonesia.
“Saya memang suka sejak kecil. Lingkungan rumah memang kereta api, dulu kan saya tinggal di rumah dinas dekat rel kerata api. Bahkan dulu saya sering ikut bapak kerja, lihat-lihat kereta,” katanya, Selasa 31 Januari 2023.
Penabuh drumer ini mulai menyukai kereta api model tahun 2005. Itu setelah ia melihat foto kereta api model di media sosial. Saat itu dirinya sangat ingin membeli, tapi tak punya cukup uang untuk membeli. Menurut Kunto, pada saat itu satu gerbong kereta api model mahal, sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
Suatu ketika, ia berkunjung ke Malang untuk menghadiri even band, mengingat kala itu dirinya juga anak band. Pada kesempatan itu, ia menyempatkan diri berkunjung ke sebuah pameran kereta api model dengan tenaga baterei. Ia hanya bisa melihat-lihat tanpa bisa membeli, karena sadar tak mempunyai cukup uang. “Setelah itu saya tahu ada kereta api model listrik. Saya datang lagi ke pameran, niat pengen belajar membuat, tapi diusir, karena beda dengan kereta baterei,” ujarnya.
Karena rasa keingintahuaanya tinggi, sehingga tak kekurangan akal, ia meminjam kereta api model milik temannya yang kebetulan punya. Ia berniat membongkar dan mengetahui komponen-komponen apa saja yang digunakan untuk membuat kereta api model.
Akhirnya bapak dua anak ini berkeinginan untuk membuat sendiri. Ia memanfaatkan paralon dan akrilik untuk membuat bodi. Namun, ia belum memiliki alat sendiri. Material itu dipotong dan dibentuk dengan meminta bantuan tukang cutting yang tak jauh dari rumahnya.
Kereta api yang pertama kali ia buat adalah gerbong kereta api angkutan milik PT Pupuk Sriwijaya. Karena ia belajar secara otodidak, gagal sudah pasti. Namun Kunto tidak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha menyelesaikan. “Untuk roda dan rangkaian lainnya saya cari di malang, waktu itu ya beli second (bekas),” tandasnya.
Satu unit gerbong kerta api buatan Kunto pun jadi. Dari situ, ia iseng-iseng memposting hasil karyanya ke media sosial. Ternyata banyak yang suka. Dari situ, ia mengembangkan menjadi bisnis. “Saya posting kok banyak yang suka, akhirnya sampai sekarang produksi,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, ia tidak lagi menggunakan roda dan komponenya bekas. Roda ia datangkan langsung dari China dan Amerika Serikat.
Ratusan jenis miniatur kereta api telah berhasil Kunto buat dan banjir pesanan dari berbagai instansi di Indonesia. Apalagi, semenjak ia mengembangkan miniatur, tak hanya dari mesin analog. Namun juga dijalankan dengan sistem digital. Salah satunya Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Satu pembeli yang paling diingat, yaitu Fajar Nugros, sutradra tersohor di Indonesia. Kunto bercerita, pada tahun 2013 lalu ia kerata model buatannya ke Malang untuk dimainkan di perlintasan. Tanpa ia sangka-sangka, ketika itu dilihat Fajar Nugros.
“Diroliing kok tanpa kendala. Nah Fajar Nugros lihat, dia tertarik dan minta dibuatkan 8 gerbong. Waktu itu dia belum terkenal seperti sekarang,” ungkapnya.
Ketika Fajar Nugros mengatakan memesan 8 gerbong, Kunto pun kaget. Seakan ragu dengan kemampuannya bisa menyelesaikan pemasanan itu. “Fajar bilang, tidak apa-apa santai saja, karena memang dia tidak terburu-buru. Pesan 8 dia,” ujarnya.
Kunto memproduksi beragam kereta api yang beroperasi di Jawa dan Sumatra dengan kode khusus. Mulai dari angkutan barang, inspeksi, sarana khusus. Kereta api berkode angkutan digunakan untuk mengangkut batu bara dab kayu. Kereta api berkode sarana khusus digunakan hispitality atau medis, rescue (penolong), perpustakaan, dan pos. Dan kereta berkode inspeksi yang biasa digunakan oleh penjabat untuk melakukan kunjungan ke daerah-daerah.
Menariknya, proses pembuatan kereta api tidaklah langsung merakitnya. Ia lebih dulu melakukan riset, baik melalui internet maupun literatur. Riset ini ia lakukan untuk mengetahui secara detail setiap bagian dari kereta. Terutama terkait dengan ukuran. Tak jarang ada pesanan kerata api jaman dulu yang minim data, atau kereta api terbaru yang dia belum memiliki blue print (rincian rancangan) interior. Sehingga, ia harus melihat langsung ke Stasiun.
Pesanan miniatur kereta api Jenggala misalnya. Tahun 2016 ia mendapat pesanan dari Dirjen Perkerataapiaan. Namun pihak Dirjen Perkertaapian tidak memiliki blueprint. ia diminta untuk datang ke PT INKA selaku produsen yang menbuat kereta Jenggala. Akan tetapi ia ditolak oleh PT INKA karena belum dipercaya.
Tidak tinggal diam, Kunto pergi ke Stasiun Mojokerto untuk melihat interior dan mengukur postur kereta Jenggala. “Waktu itu Jenggala istirahat di Mojokerto tiga jam. Saya ke stasiun manjat untuk memfoto, memvideo, dan mengukur. Riset saya hampir satu bulan,” bebernya.
Selain itu, ia pernah membuat kereta api milik PT Pos Indonesia yang sangat minim data. Ia mengaku, membuat setiap interior kerata api tersebut berdasarkan ingatan saja. Hasilnya pun menjadi buah bibir dan mempertanyakan refresi bentuknya.
“Dulu ada yang punya fotonya tapi tidak detail. Ya saya berdasarkan ingatan saja, dulu sempat melihat dan bermain di kereta itu saat ikut bapak di Surabaya,” jelasnya.
Tak hanya membuat, ia juga menerima service kereta api model. Selain itu, ia juga bisa membuat layout perlintasan kereta api. Desainya disesuaikan permintaan.
Advertisement