Pria di Banyuwangi Sulap Air Putih Jadi Obat Covid-19, Gratis!
Beberapa pekan terakhir, di Banyuwangi muncul pengobatan tradisional untuk menyembuhkan Covid-19. Pengobatan ini dilakukan dengan media air putih yang telah melalui proses tertentu. Air ini kemudian dikonsumsi selayaknya minum air pada umumnya. Air ini diberikan secara gratis kepada siapapun yang membutuhkan.
Air putih untuk terapi pengobatan Covid-19 ini dibuat oleh Dana Yuda, 41 tahun, warga Gang Prabu Brawijaya 5, Kelurahan Kebalenan Banyuwangi atau di depan Polresta Banyuwangi. Sudah banyak penderita Covid-19 yang mendapatkan kesembuhan setelah mengkonsumsi air putih tersebut.
“Ini pengobatan Covid-19 dengan air biasa yang telah diberi energi bio listrik dari batu alam. Batu alam yang digunakan bisa batu alam, seperti black jade, atau kecubung. Kalau saya menggunakan jenis batu fosil kayu,” jelasnya.
Dana menyatakan, air putih tersebut diproses dengan cara pemindahan energi bio listrik dari batu alam ke air. Prosesnya cukup mudah, batu alam dililit dengan tembaga. Kemudian, batu yang telah dililit dengan tembaga diletakkan di atas charger baterai wireless yang sudah terkoneksi dengan listrik.
Selanjutnya, air putih yang dikemas dalam botol mineral diletakkan di atas batu alam tersebut. Untuk air dalam kemasan satu liter hanya membutuhkan proses 10-15 menit. Selama proses ini berlangsung, saat dicek dengan test pen digital maka test pen akan berbunyi yang mengisyaratkan air dalam botol ini mengandung aliran listrik.
Pria ini sudah sekitar tiga minggu ini membagikan air racikannya ke khalayak umum secara gratis. Dia mengemas air yang sudah diproses itu dengan botol plastik ukuran satu liter. Masyarakat yang membutuhkan bisa mengambil air tersebut sesuai kebutuhannya.
“Saya bagikan gratis kepada masyarakat. Ini memang untuk kemanusiaan. Agar Banyuwangi sehat, indonesia sehat. Siapapun yang ingin minta bisa datang langsung mengambil ke sini atau bisa ngisi sendiri, gratis,” tegasnya.
Selama 3 minggu ini, kata dia, sudah hampir 2.500 botol air yang dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Tidak hanya masyarakat Banyuwangi, namun juga dari luar Banyuwangi seperti Surabaya, Jember, Sidoarjo dan bahkan Kalimantan. Meski untuk warga luar kota, Nada pun mengirimkannya secara gratis.
Karena semakin banyak orang yang membutuhkan, kini Nada membuat air ini dalam jumlah besar. Dia membuat dengan menggunakan tangki ukuran 500 liter. Karena kapasitas lebih besar, menurut Nada, batu alam yang digunakan juga lebih besar. Sehingga prosesnya juga tidak terlalu lama. “Kalau yang kapasitas 500 liter ini sekitar 1 jam prosesnya,” jelasnya.
Air yang digunakan, lanjutnya, menggunakan air dari PUDAM. Air tersebut dimurnikan sebelum diproses. Uniknya setelah melalui proses tersebut PH air menjadi sangat tinggi. Rasa air tidak berubah sama sekali. Bahkan ada yang membuktikan setelah air dibiarkan sampai seminggu, rasanya masih tetap dan bahkan terasa lebih segar. “Kalau kandungan airnya, menurut teman yang sudah mengecek ada oksigen dan hidrogen, PH-nya 7-8 bahkan sampai 9,” bebernya.
Berawal Dari Anak Terpapar Covid-19
Dana membuat air untuk pengobatan Covid-19 ini pada pertengahan tahun 2020 lalu. Mulanya, salah seorang anaknya terpapar Covid-19 dengan gejala meriang, dan anosmia. Saat itulah dirinya mendapatkan petunjuk dari mimpi untuk membuat obat Covid-19 dengan air yang diproses dengan batu alam tersebut. “Langsung saya minumkan kepada anak saya, tiga hari langsung sembuh dan setelah dites negatif,” jelasnya.
Saat itu, dirinya tidak berani membagikan kepada khalayak luas. Dia hanya memberikan kepada keluarga, teman-teman, atau tetangga yang terpapar Covid-19. Dirinya juga memberikan air itu kepada orang yang sedang menjalani isolasi di Rumah Sakit.
“Kalau pada pasien di rumah sakit rata-rata 3 hari bisa langsung membaik. Bahkan ada yang baru habis setengah liter, napas sudah tidak sesak. Ini banyak yang menyatakan seperti itu,” ungkapnya.
Selama tahun 2020 hingga pertengahan 2021 ini, dirinya sama sekali tidak membagikan air ini kepada masyarakat umum. Dia baru berani memberikan pada masyarakat umum sekitar tiga minggu yang lalu. Sejak saat itu setiap harinya banyak orang yang datang untuk meminta air tersebut. “Biasanya yang ramai orang datang itu pagi,” ujarnya.
Dia menambahkan, air putih yang telah diproses itu tidak hanya untuk pengobatan penyakit Covid-19. Siapapun, kata Dia, boleh meminum air tersebut karena aman dikonsumsi siapapun. “Minumnya seperti minum air biasa. Kalau haus diminum begitu saja,” jelasnya.
Advertisement