Prevalensi Stunting di Aceh Tinggi, jadi Perhatian Pemerintah
Prevalensi stunting di Aceh masih termasuk tinggi. Berdasarkan data tahun 2022 yang prevalensi stunting di Provinsi Aceh sebesar 31,2 persen. Sementara prevalensi stunting di Kota Banda Aceh pada tahun 2022 sebesar 25,1 persen.
Kondisi ini yang menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Muhadjir mengemukakan hal tersebut saat mengecek penanganan stunting dan penyaluran Bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu 27 Maret 2024.
"Saya mohon perhatian betul dan diperlakukan sebaik-baiknya agar stunting di Aceh segera turun karena target pemerintah tahun 2024 itu minimum 14 persen," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, untuk menurunkan stunting di Provinsi Aceh harus kerja lebih keras untuk menurunkan angka stunting sampai memenuhi target yaitu 14% di tahun 2024.
Berdasarkan penjelasan dari Pj. Wali Kota Aceh Amiruddin, saat ini program bapak asuh stunting sudah dilakukan di Kota Banda Aceh. Amiruddin mengatakan, seluruh OPD sudah dilibatkan menjadi bapak asuh stunting, termasuk TNI, Polri, PNS harus menjadi bapak asuh desa-desa di Aceh.
Menurut Menko PMK, penanganan yang dilakukan oleh pemerintah Aceh sudah sangat bagus, namun perlu ada langkah besar dan masih perlu ditingkatkan.
"Tolong betul-betul masalah stunting ini ditangani sungguh-sungguh. Saya titip kepada Pak Gubernur dan Pak Wali Kota mohon difokuskan betul penanganan stunting di Aceh," jelasnya.
Penanganan stunting di Aceh sudah dilakukan, termasuk pemeriksaan ibu hamil dan penyediaan USG di semua Puskesmas. Melalui upaya tersebut, diharapkan ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya enam kali selama kehamilan. Selain itu, telah dilakukan pemberian makanan tambahan kepada balita yang kurang gizi sebagai upaya untuk pencegahan stunting.
Muhadjir juga menyampaikan pentingnya makanan bergizi dan mengharapkan para balita serta ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani seperti ikan, telor, dan daging.
Pada kesempatan ini, Muhadjir meminta pada Geucik atau Kepala Gampong/Desa supaya bisa mengetahui adanya ibu hamil di tiap daerahnya. Dengan begitu, pemantauan gizi bagi mereka dan calon bayi yang ada dalam kandungannya bisa diperhatikan.
"Setiap Geucik wajib tahu ibu hamil di daerahnya harus dipantau, jumlahnya berapa, dan segera dipantau sejak dalam kandungan," ucapnya.