Presiden Trump Bicara Nyerocos pada Keluarga George Floyd
Para pengunjuk rasa di Amerika Serikat yang memprotes kematian George Floyd, makin galak, terutama di negara Kota Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, tempat dibunuhnya Floyd oleh polisi, Senin lalu.
Pemerintah kota Minneapolis dan St. Paul telah menetapkan perpanjangan jam malam sampai Senin besok, diikuti oleh kota-kota lain di sekitar seperti Maple Grove, Robbinsondale, Edina, Brooklyn Park, Bloomington, RichFloyd.
Tetapi jam malam sama sekali dabaikan para pengunjuk rasa. "Kami tidak membutuhkan jam malam, kami perlu perubahan, " kata Mia, seorang penduduk Kota Minneapolis berusia 20 tahun mengatakan kepada Al Jazeera.
"Pemerintah membuat aturan yang salah, menganggap kami akan pulang ke rumah, tetapi aturan itu tidak akan membuat kami diam," katanya. Para pengnjuk rasa telah berjanji untuk tetap di jalan-jalan setidaknya sampai semua empat petugas yang terlibat dalam kematian Floyd dihukum.
Saudara George Floyd sendiri, Philonise Floyd kepada MSNBC mengatakan bahwa dirinya tidak diberi "kesempatan untuk berbicara" ketika Presiden Donald Trump menelepon keluarga Floyd pada hari Jumat lalu.
"Trump menelpon kami, tapai sangat cepat sekali, dan dia tidak memberi saya kesempatan untuk berbicara. Itu sulit. Saya mencoba untuk berbicara dengannya, tetapi dia terus saja berbocara dan terus mendorong saya. Dia seperti berkata, saya tidak ingin mendengar apa yang Anda bicarakan, Anda saja yang mendengarkan saya," kata Philonise Floyd.
Sementara para pengunjuk rasa di Atlanta mengatakan mereka harus turun ke jalan untuk memprotes kebrutalan polisi meskipun ada bahaya pandemi coronavirus.
"Tidak apa-apa bahwa di tengah pandemi kita harus berada di sini mempertaruhkan hidup kita," Spence Ingram, seorang wanita kulit hitam yang berbaris di Atlanta, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press. Itu terjadi setelah para pakar kesehatan dan pejabat mengangkat kekhawatiran tentang penyebaran virus selama protes yang terus mencengkeram kota-kota besar di AS.
Sementara itu, Departemen Transportasi negara bagian Minnesota yang menaungi Minneapolis turut mengumumkan penutupan lima ruas tol menuju kota tersebut mulai pukul 19:00 waktu setempat, Minggu.
Langkah itu dilakukan guna menutup akses masuk massa dari luar ke kota kembar Minneapolis dan St. Paul.
Gubernur Minnesota, Tim Walz, sejak Sabtu kemarin telah mengerahkan 1.000 petugas keamanan tambahan guna membantu National Guard dan 200 anggota kepolisian negara bagian yang telah menjaga sejumlah kota tempat berlangsungnya aksi massa.
Sedang National Guard Minnesota pada Sabtu malam menyiagakan 4.100 personel dan siap mengerahkan sampai 10.800 anggota untuk membantu memulihkan kondisi di Minneapolis dan sekitarnya.
Aparat dalam jumlah besar dikerahkan karena menurut Gubernur Walz jumlah massa yang turun ke jalan mencapai tiga kali lebih besar dari aksi protes menentang rasisme pada 1960. Hingga Sabtu, Kepolisian Minnesota telah menahan lebih dari 70 pengunjuk rasa yang tertangkap tangan melakukan kerusakan dan melanggar ketentuan jam malam. (nis)