Wacana Masa Jabatan Presiden Tiga Periode, Paloh: Kenapa Tidak!
Wacana perubahan Undang-Undang terkait masa jabatan presiden yang ditambah menjadi tiga periode terus menghangat.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem, Surya Paloh menilai apa yang tengah berkembang ini perlu didukung karena ini merupakan bentuk aspirasi masyarakat terkait perjalanan Indonesia ke depan.
Apalagi, bagi negara yang menganut demokrasi maka masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih apa yang dirasa akan menguntungkan bagi perjalanan ke depan.
"Ini semua diskursus yang menarik. Kita harus bisa melihatnya sebagai satu hal yang wajar sekali karena sistem demokrasi kita ini," kata Surya Paloh usai acara Peringatan HUT Nasdem ke-8 di Jatim Expo, Surabaya, Sabtu 23 November 2019.
Menjadi menarik, jelas mantan politisi Golkar itu, jika ada pandangan masyarakat yang menganggap perjalanan bangsa lebih baik jika periode kepemimpinan ditambah, mengingat ada banyak program jangka panjang yang belum tuntas.
Karena itu, Surya Paloh mengatakan, jika wacana itu merupakan yang terbaik, Nasdem akan mendukung. "Kalau memang kebutuhannya ke arah itu, kenapa tidak," katanya.
Saat disinggung terkait penilaian tidak adanya regenerasi kepemimpinan, Paloh menganggap masyarakat harus berfikir ulang apa tujuan yang ingin dicapai.
"Ya inilah kita, yang mau kita capai apa? Yang ingin kita capai adalah semakin mendekatkan dengan tujuan dan cita-cita para pendiri bangsa. Demokrasi bukan tujuan, tapi alat mencapai (mancapai tujuan," katanya.
Karena ini baru wacana, Surya Paloh meminta masyarakat yang mungkin kontra dengan wacana ini agar tidak menanggapi secara berlebihan hingga memunculkan konflik. Menurutnya, kemajuan Indonesia akan ditentukan oleh demokrasi yang baik.
"Kalau memang ada perubahan jangan kita terkejut-kejut cukup wajar-wajar aja, tapi syaratnya seperti yang saya katakan melibatkan seluruh elemen publik itu penting," ujarnya.
Advertisement