Presiden Tekankan Pentingnya Dokumen Perlindungan Buruh Migran
Manila: Dalam pertemuan Pemimpin ASEAN dengan delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Presiden Joko Widodo menyampaikan, satu elemen penting, yakni perlindungan pekerja migran.
“Salah satu elemen penting dalam masyarakat ASEAN yang memerlukan perhatian adalah perlindungan pekerja migran. Saat ini jumlah pekerja migran ASEAN tercatat sekitar 6,8 juta orang. Dengan kontribusi remittance sebesar USD 58 milyar tahun 2015. Kontribusi mereka nyata bagi perekonomian ASEAN,” kata Presiden, di Summit Hall, Philippine International Convention Center (PICC), Sabtu (29/4) sore.
Presiden Jokowi mengatakan, tahun ini ASEAN telah berusia 50 tahun sehingga tekad untuk menjadikan ASEAN sebagai asosiasi yang ‘people centered’ dan ‘people oriented’ harus dirasakan oleh masyarakat ASEAN.
Namun tidak sedikit dari pekerja migran itu mengalami perlakuan tidak manusiawi, menjadi korban dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan hak-hak nya tidak dihormati.
Presiden mengingatkan bahwa upaya ASEAN untuk memberikan perlindungan terhadap buruh migran menjadi sangat penting artinya. Demikian pula peran dari parlemen negara-negara ASEAN sangat penting untuk memperhatikan isu tersebut.
“Saya harapkan dukungan dari para delegasi AIPA di masing-masing parlemennya untuk mendukung pemajuan hal ini. Saya berharap dokumen perlindungan buruh migran dapat disepakati pada tahun ini. Untuk membuktikan ‘we do care’,” ucap Presiden mengakhiri pidatonya.
Sebelum mengikuti pertemuan Pemimpin ASEAN dengan AIPA, Presiden bersama Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN menandatangani "ASEAN Declaration on the Role of the Civil Service as a Catalyst for Achieving the ASEAN Community Vision 2025". (kik)