Presiden Sri Lanka Mundur 13 Juli 2022
Tentara dan polisi tidak mampu menahan kerumunan pengunjuk rasa yang meneriakkan tuntutan pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Mereka menyalahkannya atas krisis ekonomi terburuk di negara berpenduduk 22 juta orang itu selama tujuh dekade.
Seperti diketahui, Sri Lanka sedang berjuang di bawah kekurangan devisa yang parah yang membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan yang penting. Kondisi itu menjerumuskannya ke dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.
Inflasi yang mencapai rekor 54,6 persen pada Juni telah membebani penduduk Sri Lanka. Inflasi tersebut diperkirakan akan mencapai 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.
Massa Menduduki Rumah Presiden dan Membakar Rumah Perdana Menteri
Massa demonstran mengeruduk rumah Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe di Kolombo. Penghuni rumah kabur. Massa yang berkuasa ada yang nekat membakar rumah tersebut.
Massa demonstran pun bergerak ke rumah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sabtu 9 Juli 2022. Presiden berhasil kabur dibantu pengawal khusus yang melepaskan tembakan ke udara.
Beberapa orang secara bergiliran tidur di kasur king size milik Gotabaya Rajapaksa. Tak ketinggalan, sofa-sofa empuk juga diduduki para demonstran. Mereka juga masuk ke dapur lalu menikmati makanan ringan dan minuman mahal. Para demonstran menjelajahi istana sampai menemukan kamar mandi mewah lengkap dengan AC. Mereka takjub dibuatnya.
Presiden dan Perdana Menteri akan Umumkan Pengunduran Diri
Gotabaya Rajapaksa disebut berencana untuk mundur setelah didemo warganya. Ketua parlemen, Mahinda Yapa Abeywardena, pada siaran video, mengatakan bahwa Presiden Rajapaksa telah memberitahukan pada dirinya akan mundur dari jabatannya, Rabu 13 Juli 2022.
"Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai. Oleh karena itu, saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian, " kata Abeywardena seperti dikutip dari Reuters, Minggu 10 Juli 2022.
Selain Rajapaksa, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga menyatakan bahwa dia bersedia mengundurkan diri untuk memberi jalan bagi pemerintahan semua partai.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah keputusan tersebut akan memadamkan kemarahan rakyat.