Presiden Saksikan Presentasi Finalis Desain Ibu Kota Baru
Presiden Joko Widodo menyaksikan presentasi lima finalis sayembara desain ibu kota negara baru di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.
Kepala Negara menyampaikan bahwa pemindahan ibu kota negara bukan semata-mata pemindahan lokasi atau pemindahan bangunan. Lebih jauh, dengan pindah ibu kota, maka akan ada juga perpindahan sistem dan budaya kerja.
"Sehingga diharapkan memiliki sebuah konsep yang visioner. Kemarin, saya melihat lokasi yang ada di Sepaku itu memang sebuah lokasi perbukitan, yang kalau bapak ibu sekalian nanti melihat ke sana, pasti senang sekali karena memudahkan bapak ibu sekalian untuk lebih memperbaiki konsep-konsep yang ada," kata Presiden.
Ibu kota negara baru nantinya, kata Presiden, bukan hanya berupa kota pintar, kompak, humanis, dan tanpa emisi saja, tetapi juga akan memiliki banyak klaster. Selain klaster pemerintahan, akan dibangun juga klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster riset dan inovasi, serta klaster pusat keuangan.
"Sehingga dari sinilah kita ingin ada sebuah transformasi ekonomi dari ekonomi yang kita miliki sekarang ini masuk kepada smart economy," tandasnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danis Hidayat Sumadilaga dalam konferensi pers mengatakan, sayembara konsep dasar desain ibu kota ini diikuti 755 peserta pada saat pendaftaran. Dari jumlah tersebut, 292 peserta mengirimkan karyanya, dan 257 di antaranya dinilai oleh dewan juri.
"Penilaian tahap satu terpilih 30 karya, tahap dua ada lima karya terbaik yang hari ini diundang untuk mempresentasikan konsep dan animasinya serta penjelasan lain yang diperlukan langsung di depan Bapak Presiden," kata Danis.
Salah satu dewan juri, Ridwan Kamil, mengatakan ada empat kriteria yang dinilai oleh dewan juri dalam sayembara tersebut. Pertama, keberfungsian kota di mana kota ini bisa berkembang dan menggunakan lahan yang efisien.
"Kedua, kontekstual, memasukkan unsur sungai, bukit, sebagai daerah yang dipilih di Kalimantan Timur," kata Ridwan Kamil.
Ketiga, kota tersebut harus mempunyai fungsi simbolis dan monumental. "Jadi simbol Pancasila, simbol demokrasi, ruang interaksi sosial, dan lain-lain," imbuhnya.
Keempat, urban system, yaitu kota tersebut harus smart, sustainable, dan liveable. "Gabungan itulah yang nanti dijadikan ibu kota," lanjutnya.
Ridwan mengatakan, pemenang sayembara akan diumumkan 23 Desember 2019, dan akan ikut survei lagi bersama Presiden.
Advertisement