Target 5 Juta Pendidik Divaksin, Persiapan Sekolah Tatap Muka
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan vaksinasi massal dengan prioritas tenaga pendidik dan kependidikan. Kegiatan ini digelar di SMA Negeri 70 Bulungan, Kebayoran Jakarta Selatan, Rabu 24 Februari 2021.
"Hari ini vaksinasi untuk tenaga pendidik dan kependidikan telah dimulai dan saya tadi menyaksikan semuanya berjalan lancar. Para guru, tenaga pendidik, semuanya yang di sini prosesnya telah dimulai," kata presiden setelah meninjau pelaksanaan vaksinasi.
Dalam peninjauan proses vaksinasi tersebut, presiden didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Vaksinasi ini menyasar 650 orang pendidik dan tenaga kependidikan yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi.
Untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan, vaksinasi dibagi menjadi tiga waktu yakni pukul 08.00-10.00 WIB sebanyak 250 orang, pukul 10.00-12.00 WIB sebanyak 150 orang, dan 13.00 WIB hingga selesai sebanyak 250 orang.
Setelah dilakukan di DKI Jakarta, vaksinasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan ini diharapkan bisa diikuti dengan kegiatan serupa di provinsi-provinsi lain. Dengan memprioritaskan pemberian vaksin kepada tenaga pendidik, Presiden berharap kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa segera dilakukan.
"Targetnya pada bulan Juni nanti lima juta guru, tenaga pendidik dan kependidikan insyaAllah sudah bisa kita selesaikan semuanya sehingga di bulan Juli saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu," kata presiden.
Vaksinasi ini merupakan kelanjutan program vaksinasi massal nasional yang telah dimulai sejak 13 Januari 2021. Pada tahapan pertama, vaksinasi dilakukan dengan menyasar sumber daya manusia di bidang kesehatan. Adapun vaksinasi tahapan kedua kali ini menyasar para pelayan dan pekerja publik, termasuk di dalamnya para tenaga pendidik dan kependidikan.
Nadiem Makarin menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi berikutnya akan dilakukan di Dinas Kesehatan masing-masing daerah terkoordinasi dengan standar protokol dari Kemenkes. Esensi kebijakan dengan memberikan prioritas tenaga pendidik, karena mengingat sudah cukup lama anak-anak didik tidak sekolah tatap muka.
"Kami ingin memastikan bahwa kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni tahun ajaran berikutnya di bulan Juli bisa Insya Allah sudah melakukan proses tatap muka walaupun dengan protokol kesehatan," tuturnya.
Menurut Nadiem, saat ini sudah bisa mulai melatih kebiasaan baru melakukan tatap muka dengan protokol kesehatan yang lebih baik. "Risiko dari pembelajaran jarak jauh yang berkelanjutan atau terlalu lama itu sangat besar untuk anak-anak. Karena itu kami harus mengambil tindakan yang cepat dan gesit supaya bisa melaksanakan lagi sekolah tatap muka," ujarnya.
Mendikbud pun mengucapkan terima kasih kepada presiden yang telah memberi perhatian cukup besar kepada guru, sehingga bisa memperoleh prioritas untuk vaksinasi.
Advertisement