Presiden: Paling Ruwet di KTT G-20 Soal Perang Rusia - Ukraina
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui perang Rusia dan Ukraina memicu perdebatan sangat sengit saat KTT G20 berlangsung di Nusa Dua, Bali, selama dua hari terakhir.
"KTT G20 akhirnya menghasilkan deklarasi yang semula diragukan oleh banyak pihak. Terdapat 52 paragraf dalam deklarasi dan yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan perang di Ukraina," kata Jokowi dalan konferensi pers usai menutup KTT G20 di Nusa Dua, yang dikutip melalui BPMI Setpres 17 November 2022.
Deklarasi G20 Disahkan, Kompak Desak Rusia Angkat Kaki dari Ukraina
Jokowi bercerita para pemimpin G20 terus berdebat dan berdiskusi soal posisi forum tersebut soal perang di Ukraina sampai tengah malam.
"Diskusi soal hal ini (perang di Ukraina) berlangsung sangat, sangat, sangat alot dan akhirnya para pemimpin menyepakati isi deklarasi yaitu pengecaman perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah dan integritas wilayah," paparnya.
"Sampai tengah malam kita berbicara soal ini dan akhirnya deklarasi G20 di Bali dicapai melalui konsensus."
Jokowi mengatakan perang di Ukraina telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat beban ekonomi global yang masih rapuh karena pandemi Covid-19. Menurutnya, invasi Rusia ke Ukraina juga memperbesar risiko krisis pangan dan krisis finansial global. "G20 juga membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global," ucap Jokowi.
Perang di Ukraina memang masuk dalam paragraf tiga G20 BalI Leaders' Declaration yang berhasil diadopsi jelang hari penutupan.
Paragraf itu memaparkan tahun ini, dunia menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global dan G20 ikut membahas masalah tersebut.
"Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, dimana dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, yang diadopsi dengan suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang , 35 abstain, 12 absen) menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina," bunyi kutipan paragraf ketiga deklarasi.
"Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global - menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan."
Paragraf itu juga memaparkan bahwa G20 memiliki pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan penetapan sanksi dalam masalah Rusia-Ukraina.
"Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global," bunyi penutup paragraf tiga deklarasi G20.