Presiden ke Lombok, Para Wisman Yakin Recovery Lombok Akan Cepat
Menpar Arief Yahya semakin yakin, recovery pariwisata akan semakin cepat begitu Presiden Jokowi mengunjungi korban gempa di Lombok, Senin 13 Agustus 2018. Bahkan presiden melalui akun Facebook nya menyebut malam ini tidur di pengungsian bersama masyarakat yang sedang dirundung duka.
Bagi wisatawan nusantara, mereka semakin confidence atau percaya diri bahwa Lombok akan cepat pulih. Bagi wisatawan mancanegara, akan memberi dampak menaikkan confidence level untuk segera ke Lombok. “Dampak aktivitas Pak Jokowi di Lombok itu luar biasa buat wisatawan,” ujar Menpar Arief Yahya.
Tidak bisa dibayangkan, seorang presiden berempati dengan tidur di tenda, bersama korban bencana gempa berkekuatan 7.0 SR itu. Luar biasa! “Ini memberi message ke semua orang, bahwa Lombok oke-oke saja. Tanpa harus bicara, presiden sudah membuktikan, aman,” jelas Menpar Arief Yahya.
Salah satu buktinya, saat Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional Australia, Oceania, Adelia Raung soal permintaan wisman Australia. Mereka meminta agar Kemenpar memberi kepastian, kapan Lombok siap menerima kunjungan wisman lagi.
“Betul, wisatawan Australia mendesak untuk terbang ke Lombok. Cukup ngotot, agar ada percepatan recovery dan bisa dibuka lagi buat wisman,” sebut Arief Yahya, yang merasakan sedih juha gembira. Sedih karena, belum berani membuka karena masih proses recovery, senang karena publik dunia meyakini bahwa proses recovery bisa cepat.
“Dan, dunia berisimpati dengan Lombok, cinta dengan Lombok dan memilih berwisata ke Lombok,” kata Arief Yahya.
Seperti diketahui, usai peninjauan kondisi lapangan di Lombok Utara yang porak poranda, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menggelar rapat terbatas bersama dengan jajaran terkait. Rapat terbatas tersebut digelar di halaman RSUD Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Sejumlah arahan disampaikan Presiden dalam rapat terbatas tersebut agar penanganan pascagempa dapat berjalan dengan baik dan segera memulihkan perekonomian wilayah setempat. "Pertama, pastikan betul jumlah rumah rusak berat maupun rusak sedang dan rusak ringan," ujar Presiden Jokowi.
Data-data terkait kerusakan rumah milik warga saat ini amat dibutuhkan untuk memudahkan pemerintah pusat mendistribusikan bantuan yang akan diberikan kepada tiap kepala keluarga. Bagi warga yang rumahnya mengalami rusak berat, pemerintah telah menetapkan akan memberikan bantuan sebesar Rp50 juta.
Kedua, Presiden Jokowi memerintahkan agar bantuan bagi warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat untuk dapat diserahkan mulai esok. Dirinya menargetkan sebanyak seribu kepala keluarga telah mendapatkan bantuan pada esok harinya.
"Dimulai besok pagi akan segera kita serahkan bantuan untuk rumah yang rusak berat. Saya harapkan besok paling tidak minimal bisa seribu diserahkan. Kemudian setelah itu penyerahan bantuan untuk perbaikan rumah lainnya segera dilaksanakan terus," ucapnya.
Presiden juga menginginkan agar aktivitas perekonomian di daerah terdampak gempa dapat sesegera mungkin dipulihkan. Oleh karenanya, dalam instruksinya yang ketiga, Kepala Negara meminta jajarannya untuk turut memprioritaskan perbaikan fasilitas-fasilitas penunjang perekonomian.
"Untuk fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan ekonomi misalnya pasar agar ini didahulukan. Terutama pasar-pasar yang rusaknya ringan agar segera diperbaiki dan masyarakat didorong untuk beraktivitas ekonomi kembali," tuturnya.
Keempat, Presiden ingin agar warga setempat diberikan edukasi mengenai pembangunan rumah yang tahan gempa untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi jika bencana tersebut kembali melanda di kemudian hari.
"Harus kita mulai sejak saat ini pembangunan rumah harus dengan konstruksi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Konstruksi RISHA ini nanti akan dikawal oleh Kementerian PU sehingga betul-betul rumah yang ada sebanyak yang tadi sudah disebutkan betul-betul rumah yang tahan gempa," kata Presiden.
Kepala Negara juga menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut membenahi fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak maupun hancur karena gempa.
"Kelima, saya minta Kementerian PU untuk fasilitas umum yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan satu per satu dimulai. Jangan sampai terlalu lama tidak disentuh sehingga anak-anak kita nanti tidak bisa belajar dan kegiatan belajar mengajar di sekolah juga kita harapkan bisa pulih kembali," tandasnya.
Rapat terbatas dilakukan di sekitar tenda pengungsian tersebut dihadiri oleh di antaranya Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya M. Syaugi, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.(*)
Advertisement