Presiden Jokowi Vs Menkes Terawan soal Obat Corona
Antivirus Tamiflu dijadikan salah satu obat penanganan Covid-19. Keputusan ini diambil Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berdasar rekomendasi perhimpunan dokter paru Indonesia.
Obat dengan kandungan Oseltamivir buatan Amerika Serikat ini sebelumnya digunakan untuk penanganan flu burung. Antivirus ini dipercaya dapat mempercepat pemulihan pasien dengan gejala flu, seperti pasien Covid-19, hingga 1-2 hari.
Hal itu disampaikan Terawan saat menggelar rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Kompleks MPR/DPR Senayan, Jakarta, Kamis 2 April 2020.
Terawan juga mengklaim Tamiflu sudah terdistribusi di dinas-dinas kesehatan tiap daerah saat ini. Sebanyak 450 ribu obat itu akan terdistribusi ke tiap rumah sakit yang menangani kasus Corona.
"Kemarin Rabu (1 April 2020) datang bahan baku untuk Tamiflu, sehingga kita bisa dapat 1 juta tablet dalam 1-2 minggu mendatang," kata Menkes.
Diketahui, Tamiflu sendiri merupakan antivirus yang digunakan secara luas saat mewabahnya virus Flu Burung dan Flu Babi beberapa tahun silam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Tamiflu dalam daftar obat esensial tahun lalu karena ada bukti efektivitas penggunaan obat ini dalam penanganan varian virus influenza yang tidak biasa, seperti flu burung.
Sebaliknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengaku sudah menyediakan Avigan dan Chloroquine dalam perang melawan virus corona.
"Mengenai antivirus belum ditemukan. Dan ini yang saya sampaikan tadi adalah obat. Obat ini sudah dicoba 1,2, 3 negara dan beri kesembuhan," ujarnya, dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, pada Maret 2020 lalu.
Efek Samping Tamiflu
Setiap obat kimia memiliki efek samping. Menurut laporan Web MD, sekali pun Tamiflu dipercaya dapat membantu memperbaiki kondisi seperti hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam hingga mengigil, nyeri tubuh, dan rasa letih, obat ini memiliki efek samping yang wajib diketahui penggunanya.
Efek samping yang umum terjadi adalah mual dan muntah. Jika pasien yang mengonsumsi Tamiflu merasakan kondisi yang semakin buruk, beri tahu segera dokter supaya mendapat penanganan lebih lanjut.
Selain itu, pada beberapa kasus, khususnya anak-anak, obat ini menyebabkan kebingungan, agitasi, bahkan mencelakai diri sendiri.
Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun, dapatkan bantuan medis segera jika Anda melihat gejala-gejala reaksi alergi serius, seperti: ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah atau lidah atau tenggorokan), pusing parah, dan kesulitan bernapas.
Ingatlah bahwa dokter telah meresepkan obat ini karena dia telah menilai bahwa manfaatnya bagi Anda lebih besar daripada risiko efek samping. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.
Catatan penting lainnya adalah efek samping yang telah dijelaskan di atas bukan 'daftar lengkap', sehingga ada kemungkinan terjadinya efek samping yang lain. Ingat, segera hubungi dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik atau semakin parah setelah mengonsumsi obat antivirus Tamiflu ini.
Avigan
Mengutip berbagi sumber, Avigan dikenal juga dengan nama favipiravir, T-705, atau Avigan obat flu Jepang. Obat ini adalah antivirus yang dikembangkan oleh Toyama Chemical dari grup Fujifilm di Jepang. Obat ini diklaim bisa melawan penyakit akibat virus yang materi genetik utamanya adalah RNA bukan DNA.
Obat ini bekerja dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA plimerasi yang membentuk RNA virus. Tanpa enzim tersebut, virus tidak bisa replikasi atau menggandakan materi genetiknya dalam tubuh inang.
Cara kerja obat ini dimuat dalam jurnal Proceedings of the Japan Academy, Ser. B, Physical and Biological Sciences tahun 2017.
Obat turunan dari pyrazinecarboxamide ini menunjukkan aktivitas positif untuk melawan virus influenza, virus West Nile, virus demam kuning, penyakit kaki dan mulut, flavivirus, arenavirus, bunyavirus, dan alphavirus lainnya.
Dalam beberapa percobaan, Favipiravir atau Avigan ini menunjukkan kemanjuran terbatas terhadap virus zika. Penelitian ini dilakukan terhadap hewan. Hanya saja obat ini terbukti kurang efektif untuk mengatasi MK-608. Obat ini tidak dijual bebas di Jepang.
Sampai saat ini, tidak ada obat yang disetujui atau diketahui untuk mengobati SARS-CoV-2. Kefektivan Avigan ini masih membutuhkan penelitian lanjutan.