Presiden Jokowi: Silakan Unjuk Rasa yang Penting Jangan Anarkis
Presiden Joko Widodo, hari ini Senin 30 September 2019 dari Istana Bogor, menyatakan tidak mempermasalahkan mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak UU KPK baru dan sejumlah tuntutan lainnya. Jokowi hanya meminta peserta aksi tidak bertindak rusuh.
"Nggak apa, silakan unjuk rasa, konstitusi kan memberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Yang paling penting jangan rusuh, jangan anarkis, sehingga menimbulkan kerugian," kata Kepala Negara.
Dia berharap tak ada kericuhan yang terjadi hingga membuat kerusakan fasilitas umum. Jokowi mengatakan pihaknya sangat mendengar aspirasi yang disampaikan mahasiswa.
"Jangan sampai ada yang merusak fasilitas-fasilitas umum. Yang penting itu," ujar Jokowi.
"Saya mendengar kok, sangat mendengar. Bukan mendengar, tapi sangat mendengar," katanya
Pada kesempatan itu Jokowi juga minta kerusuhan di Wamena, tidak digeser menjadi isu konflik etnis. Kerusuhan yan menelan korban 31 orang meninggal dunia, ratusan luka luka, fasilitas umum dan rumah penduduk dibakar dilakukan kelompok kriminal yang turun dari gunung, dan lima aktornya sudah ditangkap, kata Presiden.
Hampir satu pekan ini agenda harian Presiden Jokowo bersifat intern. Hanya menerima tamu khusus yang terkait dengan situasi keamanan yang diwarnai dengan aksi aliansi BEM seluruh Indonesia serta kerusuhan di Papua maupun di Papua Barat.
Hari ini, mahasiswa rencananya kembali menggelar demo di DPR. Peserta unjuk rasa, mulai berdatangan. Sistem pengamanan di seputar Gedung DPR diperkuat. Konsentrasi aparat keamanan selain di depan gedung DPR, diperluas ke Stasiun Palmerah, karena di tempat ini terdapat pintu masuk ke gedung DPR melalui pintu belakang, yakni dekat lapangan tembak Senayan.
Perubahan arus juga diberlakukan. Arus lalu lintas dari Jembatan Semanggi arah Gedung DPR, dibelokkan ke Jl Gerbang Pemuda. Penutupan juga di lakukan di ke arah Stasiun Palmerah, yang saat ini dipenuhi pasukan Brimob.
Advertisement