Presiden Jokowi: Perang Rusia Vs Ukraina Buat Negara Pusing
Presiden Jokowi mengatakan perang Rusia vs Ukraina membuat semua negara pusing. Kondisi ini, lanjut Kepala Negara, memperparah ketidakpastian yang sudah terjadi karena revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19.
Presiden Jokowi mengaku dihubungi oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida beberapa hari lalu. Dia bilang para pemimpin dunia mengeluhkan hal yang sama.
"Tambah pusing kita semuanya. Semua negara tambah pusing, semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi," kata Presiden Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Sebelas Maret di Solo, Jumat 11 Maret 2022.
Presiden Jokowi menyampaikan perang mempersulit pengelolaan ekonomi. Menurutnya, perang Rusia-Ukraina telah memicu lonjakan harga minyak mencapai 130 dolar AS per barel.
Selain itu, perang di Eropa Timur telah memicu lonjakan harga pangan. Dia menyebut harga makanan di Rusia naik 12 persen, di Amerika Serikat 6,9 persen, dan di Turki 3 persen.
Presiden Jokowi menilai ancaman serupa membayangi Indonesia. Namun, pemerintah masih terus berupaya mencegah kenaikan harga terjadi.
"Semua negara, harga jualnya ke masyarakat, sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, 'Bagaimana, Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?'," ucapnya.
Sebelumnya, Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Invasi dilakukan karena Rusia mengakui kedaulatan Republik Luhansk (LPR) dan Republik Donetsk (DPR) sebagai negara independen.
Presiden Jokowi beberapa kali menyerukan penghentian perang. Dia juga sudah menyarankan kepada Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata.
Usai menghadiri Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) dan meresmikan dua Gedung UNS, Presiden Jokowi meninjau Fasilitas Gedung Solo Technopark dan Pameran Dies Natalis UNS ke-46, di Solo Technopark, Kota Surakarta, pada Jumat, 11 Maret 2022.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rektor Universitas Sebelas Maret Jamal Wiwoho.