Presiden Jokowi Minta Kontribusi ICMI untuk IKN
Presiden Joko Widodo hadir secara virtual pada acara Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional ICMI Tahun 2022, dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu, 29 Januari 2022.
Di hadapan peserta Rakernas Prediden memaparkan bahwa tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia termasuk ICMI, ke depan, semakin berat.
"Tapi saya yakin, ICMI, sebagai wadah cendekiawan, mampu menemukan beberapa strategi baru untuk menghadapi tantangan dan perubahan dunia yang sangat cepat saat ini," kata Presiden.
Presiden Jokowi pun meminta dukungan ICMI dalam proyek Ibu Kota Negara (IKN). "Program IKN dan beberapa transformasi besar yang sedang berlangsung ini membutuhkan dukungan semua pihak. Kontribusi ICMI dalam transformasi Indonesia ini sangat kami harapkan, sangat kami butuhkan, untuk bersama-sama membangun Indonesia Maju yang kita cita-citakan," ujar Presiden.
"Saya meyakini ICMI mempunyai kapasitas besar untuk berkontribusi. Berkontribusi gagasan, pemikiran-pemikiran, bukan hanya menjadi role model Islam rahmatan lil alamin, tetapi juga kontribusi profesional sesuai keahlian masing-masing untuk menjamin kemajuan Indonesia maju," tambahnya.
Sementara itu, Profesor Arif Satria yang terpilih sebagai Ketua Umum ICMI periode 2021-2026, menjelaskan bahwa pada tanggal 4-6 Desember 2021 telah dilangsungkan Muktamar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ke-7 yang menghasilkan formatur dan sejumlah program kerja serta rekomendasi.
"Acara hari ini adalah upaya menjalankan amanah muktamar, yaitu pengukuhan dan rapat kerja pengurus," katanya.
Menurut Arif, ICMI memiliki tujuan mewujudkan tata kehidupan masyarakat madani yang diridai Allah Swt., dengan meningkatkan mutu keimanan dan ketakwaan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, serta kecendekiawanan dan peran serta cendekiawan muslim se-Indonesia.
"ICMI bekerja atas napas keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiawanan. Dimensi keislaman menuntut ICMI untuk mampu menerjemahkan nilai-nilai universal Islam dalam konteks ruang Indonesia khususnya, dan dalam koteks zaman sekarang," ungkapnya.
"Dimensi keindonesiaan menuntut kita untuk menyadari bahwa kita ditakdirkan Allah Swt., lahir dan hidup di tanah air Indonesia yang beragam suku, tradisi, dan agama, dan ICMI bertekad untuk berperan dalam membina satu negara kesatuan yang berbentuk republik berdasarkan Pancasila. Dimensi kecendekiawanan menuntut ICMI menjadikan anggotanya menjadi sosok ulul albab yang terus menyeimbangkan antara zikir dan pikir untuk kemaslahatan," katanya.