Presiden Jokowi: Jangan Jual Kopi Mentah
Peristiwa ngopi barangkali dianggap lumrah. Tapi kalau ngopi berjejalan dengan bumbu-bumbu sedap di sekeliling aroma kopi, tentu itu merupakan peristiwa yang tak terlupakan.
Misalnya, ngopi bersama Presiden. Huhhh ini pasti langka terjadi. Layak diabadikan. Bagaimana tidak, Presiden punya tugas segunung dan tanggung jawab selangit, menyempatkan mengajak ngopi bareng jelas bukan peristiwa alam yang biasa.
Betapa bangganya para Paskibraka yang esok bertugas sangat penting untuk Peringatan Proklamasi (17/8) secara Kenegaraan mendapatkan momen seperti ini. Para kuli berita pun mendapatkan kesempatan bagus untuk mendapatkan gambar, dan berita, berikut gaya Presiden ketika berhadapan dengan kopi.
Bagaimana sih gaya Presiden kalau ngopi. Gaya lama atau gaya baru. Gaya lama, seperti orang Solo pada umumnya, kopi panas disruput pelan-pelan tidak langsung dari mulut gelas, melainkan kopi ditumpahkan dulu di atas lepek. Tunggu agak dingin, baru disruput dengan nikmat. Gaya ngopi yang sabar.
Atau Presiden Jokowi memiliki gaya ngopi yang baru setelah hijrah ke Istana negara. Kopi tidak dituang dulu di atas lepek, tidak disebul-sebul dulu agar cepat dingin, tetapi menghirup laiknya ahli kopi seperti para grader kopi.
Kopi dihirup setelah diseduh, suara hirupannya khas dan agak keras. Kopi ditarik kebelakang melewati sensor pahit diujung lidah, baru kemudian didorong pelan-pelan ke depan untuk memilah citarasa kopi.
Ini gaya ngopi yang sangat bergaya. Teoritis, memang begitu cara mencitarasakan kopi, dan layak dilakukan oleh seorang Presiden yang negaranya adalah surga kopi dunia. Seperti itu?
Disela ngopi pun Presiden bercerita, kopi dari Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Tapi sayangnya, selama ini Indonesia banyak mengekspor kopi mentah saja.
Kata Presiden, "Harusnya, yang paling penting adalah bagaimana produk kopi ini tidak dijual mentahan. Dengan barista yang semakin banyak, nanti yang dikirim tak hanya kopi, tetapi juga baristanya. Tujuan kirimnya misalnya ke Timur Tengah."
Sembari menyeruput kopi dari region Bali yang disajikan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Presiden mengatakan, nilai ekspor kopi RI per 2015 menurut data BPS adalah USD 1.189.551.300. Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor kopi terbesar Indonesia.
"Negara-negara itu memiliki kegemaran kopi yang luar biasa, maka jangan hanya kopinya saja yang dikirim tetapi juga barista-barista kita yang ahli meracik kopi. Ini akan kita siapkan dan akan kita garap besar-besaran," Ungkap Presiden Jokowi.
Presiden pun meminta masyarakat agar tak segan membandingkan rasa kopi lokal dengan merek luar negeri. Menurut dia, kopi lokal jauh lebih enak.
"Kopi lokal semuanya enak. Coba kopi Gayo enak, coba kopi Mandailing enak, nyoba kopi Wamena enak, nyoba kopi Jember enak, banyak. Kopi Bali enak. Sudah, sekarang tergantung bagaimana memulai pentingnya barista ini diperbanyak. Jangan jualan kopi mentah lagi," tegas Presiden (idi)