Ajak ASN Layani Publik Sepenuh Hati, Ini Pesan Presiden
Presiden Joko Widodo mengatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN), harus bergerak cepat untuk merespon perubahan dunia, yang begitu cepat.
Pesan Presiden Joko Widodo itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional KORPR di Istana Negara, Jakarta, Selasa 26 Februari 2019.
"Tiap hari kita dijejali dengan perubahan-perubahan. Kalau kita tidak berubah ya ditinggal. Kalau kita tidak merespons perubahan itu negara kita ya ditinggal," kata Presiden.
Perubahan cepat itu salah satunya dapat direspons dengan mengubah cara berpikir dan orientasi pekerjaan yang dilakukan para aparatur negara. Presiden meminta agar para penyelenggara negara bekerja lebih efektif dan efisien dengan berorientasi pada hasil.
"Orientasi harus berubah. Bukan prosedur, tapi orientasi hasil. Sekarang ini orientasinya harus hasil, prosedur mengikuti karena itu kewajiban. Hasil yang bisa bermanfaat bagi rakyat, masyarakat, dan negara," tutur Kepala Negara.
Presiden menegaskan, para ASN sebenarnya mampu untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Asalkan apa yang mereka kerjakan itu dilandasi dengan kemauan yang kuat.
"Saya berikan contoh, urusan sertifikat yang dulunya setahun hanya mengeluarkan 500 ribu di seluruh Indonesia. Pada 2017 sudah melompat menjadi 5 juta, 2018 melompat lagi menjadi 7 juta. Tahun ini insyaallah nanti lebih dari 9 juta," kata Presiden.
"Contoh kedua, di BKPM. Dulu urusan izin 1 sampai 1,5 tahun. Sekarang urus 3 jam bisa jadi 9 izin. Bisa kok," ucap Presiden.
Kepala Negara juga menyampaikan sejumlah apresiasi bagi para aparatur negara yang telah membantu menyukseskan program-program pemerintah. Satu di antaranya ialah mengenai program pengentasan stunting pada anak-anak dengan angka yang kini mulai mengalami penurunan.
Meski demikian, Presiden ingin agar angka penderita stunting di Indonesia menurun semakin besar hingga di bawah 20 persen.
"Harus seperti itu. Kita kerjakan bareng dari pusat sampai daerah," tutur Presiden.
Presiden Joko Widodo mengajak para penyelenggara negara untuk mendekati rakyat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang sebenarnya lebih banyak berada di lapangan.
"Sering ke lapangan. Jadi masalahnya betul-betul bisa dikuasai. Bukan terjebak pada hal-hal yang sangat administratif sehingga manfaat layanan itu betul-betul dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Presiden. (asm)
Advertisement