Presiden Iran Rouhani Minta Donald Trump Tak Ikut Campur
Presiden Iran mencoba meredakan konflik kekerasan yang terjadi di hampir seluruh wilayah Iran. Dalam aksi demontrasi ini setidaknya mengutip laporan CNN sudah ada 12 orang yang meninggal dalam aksi demontrasi terbesar yang menentang pemerintahan Iran setelah aksi demontrasi pada 2009 lalu.
"Bangsa kita telah menjadi saksi atas peristiwa yang pernah terjadi di waktu yang lampau dan bisa menanganinya. Kejadian ini tak ada
apa-apanya," kata Rouhani dalam pertemuan dengan parlemen pada hari Senin 2 Januari 2018 kemarin. Rouhani menyerukan agar semua aparatnya untuk tetap tenang dalam menghadapi aksi unjukrasa yang terus meningkat.
Seorang pengunjukrasa ditembak polisi pada hari Senin 1 januari lalu. Selain korban tewas dari sisi pengunjukrasa, seorang polisi juga tewas dan melukai tiga lainnya. Penembakan ini terjadi di Najafabad.
Presiden Rouhani juga meminta Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk menghentikan serangkaian cuitannya di Twitter yang dianggap mendukung para pengunjukrasa. Sementara Pemerintah Rusia menyebut jika aksi demontrasi yang terjadi di Iran, adalah urusan dalam negeri Iran. "Aksi unjukrasa adalah urusan internal Iran dan intervensi asing tak dapat diterima
dalam masalah ini," sebut Rusia.
Advertisement