New Normal di Sekolah Jangan Grusa Grusu
Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin penerapan new normal di sekolah dilakukan secara grusa-grusu (terburu-buru).
"Pak Presiden wanti-wanti tidak grusa-grusu, penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat. Protokol keselamatan di sekolah berbeda kondisinya dengan sektor umum lainnya, terlebih yang dihadapi adalah anak-anak," kata Muhahajir secara tertulis, yang dipublikasikan pada Senin 1 Juni 2020.
Dia menilai untuk sektor pendidikan memang harus mendapatkan perhatian khusus. Penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat.
"Risikonya terlalu besar untuk sektor pendidikan. Pemerintah bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) masih terus mengkaji masalah ini," terang mantan Mendikbud ini.
Jika mengacu pada kalender pendidikan Indonesia, para siswa akan memasuki Tahun Ajaran Baru Tahun 2020/2021 pada 13 Juli mendatang. Muhadjir tidak ingin, sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran virus corona.
Selain berdampak buruk pada siswa, pemerintah juga akan mendapatkan sorotan buruk. "Bila salah kelola malah bisa menjadi klaster baru. Citra bangsa akan semakin buruk jika muncul klaster baru, dan lebih berbahaya karena ini menyangkut anak-anak," terangnya.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim, secara terpisah mendukung pesan Jokowi bahwa new normal di dunia pendidikan harus dilakukan secara cermat.
IGI meminta Mendikbud Nadiem Makarim segera menyampaikan hal tersebut secara terbuka mengingat begitu banyak dinas pendidikan saat ini yang sudah bersiap-siap menjalankan pembelajaran tatap muka pada 13 Juli mendatang.