Presiden Brazil Tak Paksa Warganya Pakai Vaksin Covid-19
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan tak akan memaksa warganya untuk menggunakan vaksin Covid-19, jika nantinya telah ditemukan. Komentar itu muncul setelah Brazil membelanjakan sekitar USD346 juta di awal Agustus untuk membeli 100 juta dosis kandidat vaksin dari Universitas Oxford dan AstraZeneca PLC.
Belanja vaksin dilakukan setelah Brazil mengalami lonjakan kasus dan kematian tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
"Tak ada satupun orang yang bisa memaksa siapapun untuk menggunakan vaksin," katanya menjawab pertanyan seorang pendukungnya, dalam unggahan video di media sosial.
Namun, Brazil sendiri telah membelanjakan sekitar 1.8 miliar reais atau sekitar USD 346 juta atau sekitar Rp5 triliun, di awal Agustus, untuk pembelian kandidat vaksin Covid-19. Nantinya kandidat vaksin itu akan diproduksi di Brazil.
Pemerintahan Brazil juga sedang bekerjasama dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech. Brazil berharao distribusi masing-masing dosis vaksin bisa dumulai di awal tahun depan. Pejabat pengganti Menteri Kesehatan Brazil, Eduardo Pazuello, Jenderal Militer, ditunjuk untuk memimpin program vaksinasi di Brazil, pada Jumat lalu.
Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Brazil mencapai 3.908.272 dengan 121.381 kematian akibat Covid-19. Pada Senin, 31 Agustus 2020, Kementerian Kesehatan melaporkan tambahan 45.691 kasus Covid-19 baru dan 553 kematian, selama 24 jam terakhir.
Bolsonaro sendiri diketahui baru saja pulih dari Covid-19. Ia sering mengeluarkan pernyataan yang mengecilkan bahaya Covid-19, sambil menyebutnya menggunakan kata-kata seperti "flu kecil", serta mengindahkan rekomendasi para pakar dan upaya isolasi yang dilakukan banyak walikota dan pemerintahan lokal lain di Brazil. (Rtr)