Presiden Bisa Memihak, Pengamat: Ini Pertarungan Batin Jokowi
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan, Presiden Joko Widodo mengalami gejolak batin karena anaknya Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai cawapres.
Ujang menyebutkan, gejolak batin yang dialami Presiden Jokowi seharusnya tidak memengaruhi dirinya sebagai seorang pemimpin yang harus berdiri untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Walaupun secara peraturan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2018 presiden boleh berkampanye, namun Jokowi harus menunjukkan sisi kenegarawanannya," ujarnya kepada Ngopibareng.id, pada Kamis, 25 Januari 2024.
Ujang juga menegaskan pergolakan batin yang dialami Jokowi terjadi karena ia adalah ayah kandung dan orang tua Gibran Rakabuming Raka. Tak dapat dipungkiri pergulatan tersebut terjadi pada dirinya, baik sebagai seorang ayah maupun sebagai seorang presiden.
"Ada pertarungan batin yang saya lihat antara kepentingan pribadinya sebagai ayah dengan kepentingan jabatannya sebagai presiden. Jelas sebagai presiden, harus netral. Namun di satu sisi, kita bisa lihat menjelang hari pencoblosan sekarang, ia terlihat seperti turun gunung memenangkan paslon Prabowo-Gibran," tegasnya.
Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini juga menganggap pernyataan Presiden Jokowi pada Rabu, 24 Januari 2024 kemarin, sebagai pernyataan terbukanya di hadapan publik bahwa dirinya sebagai presiden, memihak salah satu paslon.
"Pernyataan Presiden Jokowi di depan publik kemarin sangat jelas diutarakannya. Sangat tampak Jokowi ingin memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dan sama-sama mengajak masyarakat dan pendukungnya mendukung Prabowo-Gibran," jelasnya.
Dengan keberpihakan dan pilihan politik Presiden Jokowi, Ujang menemukan fakta dari analisisnya bahwa sosok penerusnya sebagai presiden, berbeda dengan pilihan induk partainya, PDI Perjuangan.
"Selama ini analisa saya, sosok yang didukung oleh PDIP tidak akan disokong Jokowi. Ia bakal punya pilihan sendiri. Dengan pernyataannya itu, sekarang kita menemukan kebenarannya," pungkasnya.
Dikabarkan Ngopibareng.id sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan seorang presiden boleh memihak dan berkampanye dalam pilpres selama mengikuti aturan waktu kampanye dan tidak menggunakan fasilitas negara.
Pernyataan Jokowi itu merespons kritik terhadap menteri-menteri yang berkampanye dalam Pilpres 2024. Menurut Jokowi, hal itu tidak melanggar.
"Presiden itu boleh loh kampanye. Presiden itu boleh loh memihak. Boleh, tetapi yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara," kata Jokowi usai upacara serah terima pesawat C-130J-30 Super Hercules baru di Halim, yang juga disiarkan di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, yang disiarkan oleh Biro Pers Media Informasi Setpres, Rabu, 24 Januari 2024.